Jadilah engkau..
Orang yang...
Kehadirannya diharapkan,
Suaranya didengar,
Kebaikannya ditiru, dan
Gagasannya dilanjutkan...

Kanzii Adzi,

Think Fresh, Do The Best
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 November 2012

Akhirnya, datang juga…



Bersenang-senanglah karena hari ini akan kita ridukan, di hari nanti
Bersenang-senanglah karena waktu ini banggakan, di hari tua
Sebuah kisah klasik untuk masa depan
-Sheila on 7-
Sahabat…
Ku bingkiskan cerita ini spesial untuk keluarga besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Terima kasih telah menjadi bagian dari torehan sejarah hidupku. Terima kasih untuk semua kenangan, canda, tawa, duka, bahagia yang pernah kita rajut selama kurang lebih satu tahun ini. Semoga silaturrahim ini selalu terjaga. Do’akan kami agar sukses selalu. Do’akan juga kelak kita bisa bersama-sama kembali. Amiin…
K
amis, 18 Oktober 2012… Penantian panjang dan lama itu akhirnya tiba.  Kurang lebih sebelas bulan lamanya. Akhir masa tugas dan pengabdianku di tanah rencong, Nanggroe Aceh Darussalam. Gedung kantor, dewan guru, staff karyawan, serta siswa-siswa didikku menjadi saksi sejarah momen mengharukan sekaligus membahagiakan itu. Perpisahan Dewan Guru Program SM-3T Gelombang I dengan Keluarga Besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Panitia memberi nama kegiatan itu, kegiatan spesial yang sengaja dipersiapkan, meski mendadak, untuk melepas kepergian kami berdua.

Pukul 09.00 wib. Aku, temanku, dewan guru, staf, dan siswa telah memenuhi ruangan mungil itu. MC telah bersiap di mejanya. Begitu pula siswa yang akan tampil pada acara hiburan kegiatan itu. Laptop dan LCD proyektor standby, kami pun telah menempati kursi kehormatan yang disediakan panitia. Kursi yang biasa diduduki para wakil kepala sekolah saat kegiatan belajar-mengajar. Hanya kepala sekolah, Pak Ali, begitu sapaan akrabnya, yang tak kunjung datang jua. Alhasil, karaoke bersama dipilih sebagai alternatif menunggu Pak Ali datang. Beberapa lagu pun didendangkan, hingga tak terasa 45 menit berlalu, hingga datanglah Pak Ali. Tak berlama-lama, begitu kepala sekolah menempati kursi kehormatannya, Masnila, si MC berdiri, mengucapkan salam, membacakan tertib acara, dan memulai kegiatan.

Lafadz basmalah, menjadi pembuka acara bersejarah itu. Lantas dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Burhan, siswa kelas XI IPA. Berikutnya, sambutan oleh ketua OSIS, Ali Asah. Entah kenapa, bukan Leni Handika, ketua OSIS baru yang memberikan sambutan. Mungkin karena belum resmi dilantik, plus ia seorang perempuan. Satu kalimat singkat, pesan Ali Asah, mampu menggetarkan hati, bahkan sebenarnya mampu mengeluarkan tetesan air jernih dari mataku. “Jadikan perpisahan ini bagaikan air dengan air, dan jangan jadikan perpisahan ini bagaikan batu dengan batu”, kata Ali Asah. Ringan tapi sarat makna. Apa artinya? Jika air dengan air, pasti suatu saat akan berjumpa kembali. Bukan batu dengan batu, yang jika dipisahkan, tak kunjung berjumpa lagi. Ya, air dengan air. Entah itu kami yang akan kembali ke sekolah, atau mereka -siswa- yang akan menyusul kami di jawa, melanjutkan studi. Begitulah janji yang ia berikan, sebagai perwakilan siswa.

Kegiatan dihentikan sejenak, diisi dengan tari saman -kesenian khas Gayo Lues- persembahan para Arjuna dari kelas XII IPA dan IPS. Kesenian daerah yang pasti selalu ditampilkan, saat ada acara-acara besar di sekolah, plus di masyarakat Tripe Jaya khususnya, dan Gayo Lues pada umumnya. Syair lagunya cukup menarik, meski aku tak mampu menyerapnya 100 persen, dikarenakan menggunakan bahasa Gayo, yang 11 bulan disana belum aku kuasai juga. Tapi intinya, mereka berterima kasih atas jasa-jasa kami, yang rela dan ikhlas datang jauh-jauh dari Jogja, untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa di penjuru tanah air.

Selesai tari saman, acara diteruskan dengan sambutan perwakilan dewan guru, oleh Khairani Hanum, SS –wakil kepala sekolah urusan kurikulum- dan kepala sekolahku –Muhammad Ali, S.Pd-. Terakhir, sambutan dariku, sebagai perwakilan dewan guru Program SM-3T Gelombang I. Tak ada yang spesial dari sambutan kami bertiga. Tapi tetap mengguhah semangat dan sarat nasehat untuk kami berdua, yang muda, dan masih butuh banyak belajar dari mereka. Hanya saja, air mataku menetes kala aku ucapkan kalimat terakhir di sambutan singkatku. Kerinduan akan ayah, ibu, keluarga, dan kampung halaman lah alas an kenapa air mataku menetes. Ya, sebelas bulan berpisah bukan waktu yang sebentar bagiku. Meski, bagi yang lain sangatlah singkat.
Pembacaan puisi oleh Jhon Supratman, yang bertemakan guru, mengisi acara berikutnya. Lantas ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Syukur, S.Pd.I -guru pai sekolah, yang juga sahabat terdekat kami di sekolah-. Do’a penutup inilah yang yang memulai hening keharuan kami semua. Tak terasa, air mata kami menetes membasahi pipi, begitu do’a disampaikan. Dan. Suasana semakin mengharukan, penuh tangisan dan tetesan air mata, begitu selepas do’a kami berjabat tangan dengan para guru dan siswa. Jabat tangan terakhir yang bisa kami rasakan, kami lakukan, di sekolah ini, SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Begitu pula denganku. Apalagi saat kujabat dan kupeluk erat rekan sekaligus guru kami, dewan guru sekolah -yang laki-laki-. Keringat bercampur air mata membasahi pipi, wajah, dan pakaianku.

Air mata terusap, hening keharuan terhenti, meski belum sepenuhnya terhenti, kala acara dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dan kenang-kenangan dari OSIS, Kelas, dan Sekolah kepada kami berdua. Bukan dari isi tentunya yang kami lihat, tapi bukti rasa kekeluargaan mereka dengan kami yang sudah terjalin cukup lama. Kami pun memberikan cinderamata kepada sekolah, sebagai kenang-kenangan, yang kami harapkan mampu menjadi obat pelipur kerinduan kepada kami di episode-episode berikutnya. Lantas, ditutuplah acara inti itu dengan bacaan Hamdalah bersama, Alhamdulillahirobbil’alamin.

Hiburan menjadi rangkaian acara terakhir dalam kegiatan ini. Ada empat jenis hiburan yang sengaja dipersiapkan oleh siswa dan guru untuk kami berdua. Pertama kami disuguhkan dengan penampilan tari kreasi modern oleh srikandhi-srikandhi kelas X. Tari kreasi dengan baksound lagu Assalamu’alaikum yang biasa dinyanyikan Opick ini khusus dipersiapkan oleh Maria Herla, Murdawati, Hani Ulan Dari, Jari, dan Maulida dengan bimbingan Bu Umi Selamah, S.Sos.I. Meski dengan muka yang kurang ceria, karena menangis sebelumnya, mereka tetap atraktif membawakan tari modern itu.

Tari kreasi selesai, disambung dengan drama singkat persembahan kelas XII IPA. Drama tentang bagaimana kami berdua mengajar di sekolah. Mulai saat kami diperkenalkan di sekolah, hingga saat terakhir kami mengajar. Adalah Rouf Hidayat sebagai aku, dan Ali Imran sebagai Pak Tri, temanku. Rian Wahyu Widodo sebagai kepala sekolah, dan Mahyudin, Saniar, Sri Wahyuni, serta Jhon sebagai siswa. Meskipun tak 100 persen sesuai dengan cara kami mengajar, setidaknya itu sudah mampu membuat tertawa seisi ruangan. Hiburan ketiga adalah paduan suara dari wanita-wanita tangguh kelas XI IPS, kelas kebanggaanku. Kelas dengan siswa didikanku saat masih duduk di bangku kelas X, karna aku wali kelasnya. Lagu terima kasihku dengan bangga dinyanyikan mereka. Meski sekilas, namun lagu itu sumbangan sekaligus ungkapan rasa terima kasih siswa kepada guru-gurunya. Bukan hanya kami, namun bagi semua guru, pendidik dimana pun berada.

Suguhan terakhir cukup fenomenal. Adalah Syaifullah Ikhsan, ST -guru TIK dan Seni Budaya- sebagai aktornya. Beliau buatkan slide video singkat tentang bagaimana kami mengajar, bagaimana kami aktif di berbagai kegiatan sekolah, juga bagaimana kehidupan kita sehari-hari. Mengesankan. Meski singkat, tapi membuat aku ingin terus melihatnya. Bingkisan unik yang menjadi bukti sejarah, bahwa kami pernah menjadi bagian dari keluarga besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Meski hanya dalam waktu 11 bulan.

Lepas acara perpisahan, masih ada acara lanjutan. Adalah makan siang bersama seluruh dewan guru, OSIS, dan tamu undangan yang hadir serta foto bersama. Ada Bu Rina, Pak Budi, dan Pak Setiono, tiga guru program SM-3T Gelombang II Kec. Tripe Jaya, serta suami Bu Umi. Paling terakhir, sesi foto bersama dewan guru SMA Negeri 1 Tripe Jaya, foto bersama dewan guru SM-3T Gelombang I-II, Guru SM-3T dengan siswa, dan yang lainnya. Foto-foto sebagai kenang-kenangan untuk kami berdua yang esok akan meninggalkan sekolah, Rerebe, Tripe Jaya, Gayo Lues, dan Aceh untuk kembali ke Jawa, ke kampong halaman, dan kepangkuan ayah ibu.

Sahabat…
Akhirnya datang juga. Kisah indah di saat-saat terakhir kebersamaan kami dengan keluarga besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Kisah tentang kegiatan perpisahan kami, guru Program SM-3T Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Indonesia. Kisah yang ku bingkiskan sebagai kado untuk aku pribadi, guru-guru SM-3T, dan mereka keluarga kecilku, SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Semoga engkau semakin Jaya…!!!

                                                           
                                                                                     Jum’at Kliwon, 02 November 2012

Minggu, 13 November 2011

Angkot, Wahana Bermain Ku

Guy’sS…

Kisah ini saya dapat ketika berjaulah ke Kampus Institut Teknologi Bandung, tepatnya Ahad 14 November 2011. Sayang, karena keterbatasan usaha, baru hari ini saya publikasikan. Tetapi, insya Allah semoga tetap menjadi bahan inspirasi buat kita semua. Amiin……

RaPimNas I FSLDK Indonesia. Inilah tujuan saya dan kawan-kawan berjaulah ke kampus ITB ini. Rapat para pimpinan dari seluruh Indonesia yang tergabung dalam naungan Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Indonesia. Saya merupakan perwakilan Badan Pekerja Nasional (BPNas FSLDK) untuk wilayah Jogja. Kontingen dari Jogja ada 7 orang, 5 orang dari UNY dan 2 orang dari UGM…

………

Ahad, 14 November 2011… Adalah hari terakhir saya dan kawan-kawan berada di Kota Bandung Lautan api ini. Karena senin kami harus sudah kembali beraktiviatas di kampus, otomatis harus segera bergegas meninggalkan kota peyem ini. Karena keterbatasan dana, sengaja kami selalu menggunakan kereta ekonomi sebagai alat transportasi untuk bepergian ke kota lain. Kampus ITB cukup jauh dari stasiun kereta api sehingga kaami harus naik mobil untuk menuju ke sana. Ternyata, panitia dari pihat ITB tidak menyediakan mobil seperti kala pertama datang. Tak ada mobil untuk mengantar kami ke stasiun.

Putusan kami, dan panitia juga, menggunakan angkot. Kami bersyukur, sebagai pengganti mobil, biaya naik angkot menjadi tanggungan panitia. Tak hanya itu, kami yang dari jogja pun diantar hingga stasiun oleh perwakilan panitia, demi keamanan dan kenyamanan kita. Kami naik angkot menuju stasiun dengan dikawal satu sepeda motor.

………

Nah…
Di dalam angkot inilah saya temukan inspirasinya. Tak jauh, dari seorang supir angkot yang kita naiki. Seorang lelaki muda, yang rela menggunakan masa-masa bermainnya, layaknya anak-anak yang lain, hanya untuk membantu ekonomi diri sendiri dan keluarganya. Menggantikan tugas ayahnya yang tidak bisa setiap hari menarik angkot………

“Keluargaku semuanya sopir angkot mas”, kata lelaki itu dalam salah satu percakapannya dengan kami. Memang benar. Ia, ayah, dan empat kakaknya semuanya bekerja sebagai sopir angkot. Lelaki ini anak yang terakhir, dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan. Ia mengambil jurusan teknik mesin di SMK Merdeka Bandung……

Inspirasinya mana…???
Ya… Kembali ke judul kisah ini. Angkot, wahana bermainku. Jelas, inspirasinya adalah lelaki itu merelakan waktu luang dan waktu libur sekolahnya, demi menarik angkot. Tak seperti anak lainnya, waktu luang dan libur sekolah kebanyakan digunakan untuk bermain. Ia rela, sepulang sekolah ataupun kala libur sekolah datang, tidak menikmati masa kanak-kanaknya untuk bermain seperti kebanyakan anak lainnya. Ia malah memilih, bahkan mungkin terpaksa, harus meninggalkan kesengannya. Ia harus menarik angkot, menggantikan ayahnya, demi memenuhi kebutuhan pribadi dan keluarganya.

Kawan……
Inilah inspirasi dari lelaki muda itu. Inspirasi, yang membelajarkan saya, bahkan mungkin anda semua. Dari sini kita belajar, bagaimana ia rela menggunakan dan menikmati masa bermainnya di dalam angkot untuk mencari rezeqi.

Kita belajar, bagaimana seorang anak yang rela meninggalkan masa bermainnya seharihari. Belajar bagaimana ia harus bekerja keras demi kehidupan diri dan keluarganya agar lebih baik……

Semoga,……
kita bisa terinspirasi dari lelaki ini…
Bisa belajar, bisa termotivasi, dan bangkit,…
dari apa yang kita lakukan selama ini.…………

Yang masih malas-malasan,
yang masig sering bermain tanpa kenal waktu,
yang masih menghambur-hamburkan uang dari orang tua,
dan yang masih manja, kekanak-kanakkan………

Saatnya……
Kita bangkit, ubah itu semua……

Buktikan…
kalau ia bisa, kenapa kita tidak…!!!

Rabu, 09 November 2011

Surat dari Allah


Surat dari Allah SwT,……

Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepada Ku, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapat Ku atau bersyukur kepada-Ku atas sesuatu hal yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin………

Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk untuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja,……

Di satu tempat, engkau duduk di sebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu. Aku berfikir engkau akan berbicara kepada Ku, tetapi engkau berlari ke arah telepon, dan menghubungi teman untuk mendengarkan kabar terbaru……

Aku melihatmu ketika bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu Aku berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepada-Ku…

Sebelum makan siang Aku melihatmu memandang sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada Ku, itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa teman berbicara dan menyebut nama Ku dengan  lembut sebelum menyantap rezeqi yang Aku berikan, tetapi engkau tidak melakukannya………

Masih ada waktu yang tersisa dan Aku berharap engkau akan berbicara kepada-Ku, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan…

Setelah tugasmu selesai engkau menyalakan TV dan menikmati makananmu tetapi kau kembali tidak berbicara kepada Ku,……

Saat kau tidur, Aku pikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun nama Ku, kau sebut. Engkau menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu,………

Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. Aku bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain…

Aku sangat menyayangimyu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata do’a, pikiran, atau syukur hatimu……

Keesokan harinya, …
engkau bangun kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih, bahwa hari ini kau akan memberi-Ku sedikit waktu, untuk menyapa-Ku…

Tapi yang Ku tunggu,……tak kunjung tiba……tak juga kau menyapa Ku.
Subuh……Dzuhur……Ashar……Maghrib……Isya’…… dan Subuh kembali, kau masih mengacuhkan Aku,…… tak ada sepatah kata, tak ada seucap do’a, dan tak ada rasa harapan dan keinginan untuk bersujud kepada Ku……

Apa salah Ku padamu…… wahai umat Ku…???
Rezeqi yang kulimpahkan, kesehatan yang Ku berikan,
harta yang Ku relakan, makanan yang Ku hidangkan,
anak-anak yang Ku rahmatkan,……

Apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada Ku……!!!!!
Percayalah Aku selalu mengasihimu,
dan ………
Aku tetap berharap suatu saat engkau akan menyapa Ku,………
memohon perlindungan-Ku,………
bersujud menghadap Ku…………


Yang selalu menyayangimu setiap saat……… Allah SwT…

Selasa, 08 November 2011

Tangan di Atas Selalu Lebih Baik


Ada pepatah bahkan nasehat yang mengatakan, “tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”. Mungkin inilah dasar atas kisah pendek inspiratif ini. Kisah nyata yang saya alami…Semoga bermanfaat… Selamat menikmati……

………



Kala itu …
Sabtu, 23 Oktober 2010, jam tangan saya menunjukkan pukul 14.39 wib. Di antara gerbong 2 dan 3 kereta Pasundan (Surabaya – Kiara Condong), saya menikmati suasana kereta ekonomi yang panas, ramai, dan pasti dalam kondisi berdiri tanpa tempat duduk. Bersama puluhan orang lain, penjual, pengamen, pengemis, dan orang dengan tugas lain masing-masing. Perjalanan dari stasiun lempuyangan (Djokdja) menuju stasiun kroya (kampung halaman/Cilacap)……

Pilihan saya… Lebih baik duduk atau berdiri pada sambungan kereta, dekat pintu masuk kereta karena kondisi sejuk, sepoi semilir angin. Daripada harus berdesak-desakkan di dalam gerbong kereta.. Bersama saya, seorang perempuan tua yang juga memanfaatkan fasilitas kereta ini sebagai alat transportasi yang kami anggap paling murah diantara transportasi umum yang lain (sebelum ada kenaikan tarif)……

Berbeda dengan saya yang naik kereta dari jogja, perempuan tua berambut panjang dan diikat ke belakang ini memakai celana warna hitam dan kaos berkerah warna biru. Tak lupa, sebagai perhiasan tangannya, dia gunakan dua karet gelang warna merah dan kuning sebagai gelang. Tak ketinggalan, sebagai dompet (tempat menaruh uang), ia gunakan selendang warna merah jambu yang diikat simpul mati bagian tengahnya. Tak hanya itu, barang bawaannya begitu banyak. Apa yang dibawa? Ya, 3 karung yang berisi jeruk peras. Dalam benak saya, ibu itu ialah seorang penjual jeruk peras di daerahnya. Ia juga membawa keranjang plastik yang tak tau digunakan untuk apa…

Lantas…
dimana kisah inspiratifnya? Tanda tanya besar tentunya kawan… Baiklah kita lanjutkan cerita ini… Selamat meneruskan membacanya……

Tentunya, yang sudah pernah naik kereta ekonomi tau, bahwa ada banyak cara untuk mengais rezeqi di dalam kereta. Ada yang berjualan, sewa bantal, charge baterai handphone, ngamen, meminta-minta, sapu gerbong, dan yang lainnya. Sayang, kareha hanya berdiri dan sesekali duduk di atas sambungan kereta, kami berdua tidak bisa memanfaatkan secara maksimal fasilitas kereta ini.

Saat perjalanan…… Ada penjual es lewat.. “Es...es...es...es teh, es kacang ijo santen, jahe anget…Ora enak, ora mbayar”, teriak sang penjual. Ternyata, perempuan ini tertarik dan membeli es kacang hijau tersebut. Hanya dengan seribu rupiah es ini bisa didapat. Ternyata, si ibu juga membawa bekal, berupa snack camilan (kerupuk). Sambil menyantap kerupuk yang dibawanya, sesekali perempuan ini menikmati manis dan dingin es itu. Karena saya pernah mencoba, jadi saya juga tau rasanya,hehehehehe……

Saat menikamti bekal, lewatlah seorang perempuan tua sebaya dan menggendong anak perempuan kecilnya di depan. Ternyata, perempuan ini seorang peminta-minta kepada setiap penumpang di kereta. Dengan ikhlasnya, tanpa pikir panjang, ia keluarkan uang receh dari dalam ikatan selendangnya. Kemudian, ia tarik perempuan tua sebaya itu, dan memberikan uang yang diambilnya tadi kepada anak perempuannya… Saya pun, memberi sedikit dari uang receh yang sengaja saya bawa dari jogja……

 
Beberapa menit kemudian, lewat lagi peminta-minta, kali ini seorang laki-laki tua menggunakan tingkat sebagai alat bantu jalan. Mohon maaf, laki-laki ini memang sudah memiliki penglihatan yang kurang, sehingga harus memakai tongkat untuk berjalan. Lewat di samping kami, perempuan tua itu kembali mengambil uang dari selendang dan memberikannya kepada laki-laki tua ini. Kali inoi selembar uang seribu rupiah yang ia keluarkan. Saya mulai kagum dan takjub kepada sang ibu……

Tak lama, kembali lewat peminta-minta di samping kami. Tak perlu saya sebutkan ciri-ciri fisik si peminta-minta tadi ya. Kurang sopan tampaknya. Apa yang dilakukan perempuan tua di sebelah saya? Tentu kawan-kawan sudah bisa menebak dan melanjutkan sendiri kisah ini. Ya, benar sekali. Lagi-lagi, ibu ini mengeluarkan uang dari selendangnya dan memberikannya kepada peminta-minta… Selalu begitu, dan mungkin seterusnya hingga ia sampai di stasiun tujuannya…

Yang saya heran, hanya peminta-minta sajalah yang dikasih uang oleh perempuan ini. Pengamen dan penyapu ruangan tak bisa mendapat rezeqi dari sang ibu. Lantas, yang saya kagum adalah keikhlasan perempuan ini untuk berbagi rezeqi kepada yang membutuhkan. Mungkin, saya dan kawan-kawan belum bisa seikhlah perempuan ini. Bahkan, mungkin ada juga yang menghindarinya………

Akhir kisah, di stasiun gombong perempuan ini duduk di atas karung berisi jeruk yang dibawanya. Ia lelah, dengan mata yang sayup-sayup, ia merebahkan kepalanya dengan posisi miring. Dengan kondisi yang jelas tidak nyaman, perempuan ini bisa beristirahat dan tidur dengan pulasnya,………

………

Saya lantas, beralih ke sambungan gerbong depan karena sebentar lagi sampai di stasiun kroya, tujuan akhir saya. Sambil bergegas berjalan dalam benak saya, “Terima kasih bu, atas apa yang kau ajarkan padaku. Terima kasih untuk inspirasi keikhlasanmu, engkau lah satu dari sekian banyak orang yang menginspirasiku”.…

Kan ku coba sebisa mungkin ikhlas seperi engkau…
Kan ku kenang engkau dalam coretan tanganku,
sebagai nasehat dalam hidupku saat ini,
dan kelak kan ku ajarkan pada kawan dan anak-anakku, insya Allah.
Terima kasih bu… Engkaulah inspirasi ku………

Minggu, 24 Juli 2011

Tips Ringan Cegah Emosi


Ada beberapa tips yang mungkin berguna untuk dapat mengendalikan rasa amarah dan emosi kita, jika kita lakukan salah satunya…:



1. Atur posisi badan kita;
Jika saat emosi kita berdiri…maka ubah posisi menjadi duduk, tenangkan diri dan ambil nafas dalam sembari beristighfar…karena tanpa istighfar emosi kita semakin meledak-ledak ada setan yang ikut memberikan semangatnya pada emosi kita.

2. Segera ambil air wudhu;
Karena pada intinya tujuan berwudlu mensucikan diri lahir dan batin maka dengan berwudlu, pikiran kita menjadi tenang dan rileks, karena air wudhu bisa memadamkan api amarah dihati dan pikiran kita…Insha’Allah,

3. Membaca Al-Quran dan perbanyak zikir;
Hati kita selalu dapat terkontrol dan tenang, karena yakin Allah akan selalu melindungi setiap langkah hidup kita dengan petunjuk-NYA.

4. Berpuasa;
Ada banyak hikmah dan manfaat dari berpuasa baik yang sunah atau wajib dan salah satunya mengendalikan nafsu amarah kita. Puasa yang khusuk dan ikhlas dapat melatih kesabaran kita dalam segala hal.

5. Memaafkan;
Memaafkan suatu kesalahan diri sendiri atau orang lain sangat bermanfaat untuk ketenangan batin kita sendiri. Memang memaafkan kadangkala dirasa sangat sulit, tetapi jika kita berlatih untuk selalu lapang dada menerima kelebihan dan kekurangan dari diri kita dan orang lain, maka segalanya akan terasa ringan dan menjadi kebiasaan positif dari hidup kita.

Minggu, 23 Januari 2011

MANAJEMEN KENTUT


“Cara Anda menguasai situasi akan menunjukkan jati diri Anda yang sesungguhnya”

Saat jadi pejabat, hati-hatilah. Karena kentut pun perlu dikelola dengan baik. Mengapa? Bila tidak, kita akan jatuh terpuruk hanya gara-gara kentut.

Dan, jangan terburu-buru berburuk sangka saat Anda membaca judul tulisan ini, “manajemen kentut”. Saya tak bermaksud menertawakan kentut, karena itu dilarang oleh Rasulullah. Justru kalau kita mampu me-manage kentut dengan baik itu menunjukkan kecerdasan emosi yang tinggi. Lebih-lebih saat Anda menjadi pejabat publik atau singa podium alias penguasa mimbar. Cara Anda menguasai situasi akan menunjukkan jati diri Anda yang sesungguhnya.

Mari kita belajar dari Khalifah Umar bin Khatthab. Pernah dalam suatu majelis, di tengah khusuknya audiens mendengarkan ceramah dan kajian yang dipimpin oleh Umar bin Khatthab, tiba-tiba terdengarlah suara kentut yang keras. Kentut yang mengagetkan dan menggemparkan. Kentut yang bisa merusak wibawa dan mencemarkan nama baik pelaku atau penguasa saat itu.

Bagaimanakan fikih Umar dalam menghadapi situasi ini? Marahkah? No way. Umar lalu menyuruh seluruh jamaah yang hadir disitu untuk berdiri. Untuk apa?

Beliau perintahkan semua yang hadir disitu untuk berwudhu. Semua, tanpa pandang bulu, harus berwudhu. Untuk apa? Untuk menutup rasa malu pelaku. Menyelamtkan satu orang sama pentingnya menyelamatkan semua orang.

Lain tempat beda cara, meski esensinya sama;
manajemen kentut
. Ini manajemen kentut ala seorang ulama yang sungguh luar biasa. Anda bisa? Simak dulu kisahnya.

Kisah tentang salafush-shalih yang satu ini bikin merinding bulu roma. Apa yang dilakukannya di luar kebiasaan, jauh sekali dengan cara kita selama ini. Namun benar-benar terjadi.

Suatu ketika, ulama ini berjumpa dengan seorang wanita. Berpapasan dalam sebuah keperluan di sekitar pasar. Lalu wanita itu buang anginm, kentut dengan sangat kerasnya. Dhuuuttt. Wanita itu malu bukan kepalang karena ada orang lain di dekatnya. Untuk menghapus rasa malu wanita itu, orang saleh ini bertindak seperti orang tuli, sehingga wanita tadi tak jadi malu dan kecewa. Luar biasa. Dan… yang lebih luar biasa lagi ternyata salafush-shalih ini terus “menulikan” telinganya hingga akhir hayatnya, semata demi menjaga diri dan menjauhkan rasa malu umatnya.


(Book of “Happy Ending Full Barokah” page 262-264)

Selasa, 04 Januari 2011

STNK-ku KEMANA?

Hari Kamis tangga 9 Desember saya kembali mendapatkan sebuah pengalaman berharga, tentang betapa pentingnya persiapan matang jika melakukan sesuatu. Dan ini kita aplikasikan jika kita hendak bepergian jauh menggunakann kendaraan pribadi. Semua kelengkapan surat-surat seperti SIM, STNK, dan kelengkapan lainnya harus dipersiapkan jangan sampai tertinggal dann tidak terbawa. Ini wajib dilakukan demi keamanan dan kenyamanan kita saat berkendara di jalan raya. Semoga, dengan ini kita menyadari pentingnya melakukan persiapan ketika hendak melakukan suatu kegiatan, demi kelancaran pelaksanaan kegiatan tersebut.

Kisah ini saya dapatkan ketika pulang dari Temanggung sehabis menjenguk teman kampus yang sedang sakit demam berdarah. Siang itu hari Kamis tanggal 9 Desember 2010 sekitar pukul 14.15 wib, kami berdelapan hendak pulang menuju Kulon Progo. Ketika sedang melintas di sebuah jalan, ternyata waktu itu sedang ada operasi tata tertib lalu lintas dari pihak kepolisian setempat. Semua pengendara, baik itu menggunakan mobil ataupun sepeda motor diwajibkan untuk berhenti sejenak, kemudian menunjukkan surat-surat persayaratan berkendara. Begitu juga dengan rombongan kami, yang harus berhenti pula untuk menunjukkan perlnegkapan berkendara kami masing-masing.

Kami satu persatu yang berada di depan/yang membawa motor, mulai membuka dompet masing-masing untuk menunjukkan SIM dan STNK kepada pihak polisi yang bertugas. Alhamdulillah, saya aman dari operasi karena saya membawa lengkap SIM dan STNK motor yang saya kendarai. Akan tetapi, naas bagi salah seorang teman kami. Ketika diminta menunjukkan SIM dan STNK, ternyata dia hanya membawa SIM saja, sedangkan STNK motor yang dia kendarai tidak dibawa. Tak ayal, mereka pun harus mempertanggungjawabkan hal itu kepada pihak polisi yang bertugas.

Namun, saat itu kami sangatlah beruntung. Salah satu orang rombongan kami adalah ayah dari salah satu teman kami. Dan ternyata, mungkin saya juga sempat terdegup kaget, karena ayah teman kami itu mengenal semua polisi yang saat itu bertugas. Akhirnya, teman kami yang tidak membawa STNK itu tetap bisa melanjutkan perjalanan pulang ke Kulon Progo bersama kami semua. Polisi yang bertugas membebaskan kami dari tilang, dan dianggap lengkap SIM dan STNK semua rombongan. Bayangkan, seandainya teman kami tetap ditilang. Mungkin uang denda akan keluar dari kantong teman kami itu. bahkan juga, bisa-bisa diwajibkan mengikuti sidang pengambilan SIM/STNK sebagai jaminan tilang tadi.

Demikian, semoga dengan ini kita semua dapat mengambil hikmah bahwa perlunya mempersiapkan segala perlengkapan dan kebutuhan ketika hendak melakukan suatu kegiatan. Bahwa, mempersiapkan SIM, STNK, dan surat-surat penting lainnya wajib apabila anda hendak bepergian berkendara mobil atau sepeda motor pribadi. Begitu juga, hendaknya melakukan persiapan matang, apabila anda semua ingin melakukan suatu aktivitas, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kisah kami tadi. Ayo, mulai berbenah dari hal-hal kecil. Hal kecil yang akan menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kita semua.


Wallohu a’lam,
_PS_

Rabu, 22 Desember 2010

SUNDAY MORNING HEROES


Bagi masyarakat Jogja, tentulah tidak asing lagi dengan istilah “Sunday Morning”. Ya benar, itulah pasar yang diadakan setiap hari Minggu pagi sampai menjelang dengan lokasi di sekitar kampus UGM dan UNY. Pasar dimana sangat beraneka ragam makanan dan minuman, sandang, aksesoris, dan sebagainya bertumpah ruah menjadi satu di lokasi tersebut. Bagi para shopping mania, tentu fenomena minggu pagi takkan pernah dilewatkan begitu saja. Tidak hanya itu, minggu pagi juga dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar hanya untuk sekedar jalan-jalan, melihat-lihat, hang out, atau kegiatan lainnya. Tetapi, tidak sedikit juga yang memang datang untuk berbelanja, karena harganyan jauh lebih murah dengan harga yang ada di toko-toko besar.

Saya sudah kuliah di Jogja kurang lebih tiga setengah tahun, karena sekarang saya sudah menempuh tujuh semester. Akan tetapi, ternyata fenomena Sunday Morning ini mungkin tidak cukup menarik bagi saya, yang memang tidak menyukai belanja pakaian, aksesoris atau barang lainnya. Lagi pula, saya anak perantauan, jadi uangnya lebih baik saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari di Jojga. Hingga saat ini, dihitung dengan jari tangan pun terlalu banyak jumlahnya, karena sepengetahuan saya, hanya sekali saya datang ke Sunday Morning, itupun diajak oleh teman.

Fakta menarik dibalik itu semua, ternyata ada keanehan tersendiri yang saya jumpai hari Minggu tanggal 19 Desember 2010 ketika saya baru pulang dari Kulon Progo. Saat itu saya mengantar pulang teman kampus yang kosannya di Karangmalang. Siang hari itu saya lewat dari Sagan menuju Karangmalang dan melewati lembah UGM. Apa yang saya lihat…!!! Sampah berserakan di sepanjang jalan, dari Sagan hingga Karangmalang. Tiga setengah tahun, saya baru menyadari ternyata ada dampak negatif yang timbul secara tidak langsung dari adanya Sunday Morning ini. Bayangkan, tiga setengah tahun, saya baru tersadar dan tertegun ketika melihat beraneka sampah berserakan di sepanjang jalan.

Sunday Morning Heroes
, mungkin itulah sebutan yang paling pantas bagi beberapa orang yang saya jumpai pula di jalan di daerah Lembah UGM. Saya jumpai, ada seorang wanita tua yang sedang menyapu di jalanan, membersihkan sampah-sampah tadi yang berserakan di sepanjang jalan. Kemudian, saya jumpai pula seorang anak kecil, yang tengah memasukkan sampah-sampah tadi ke dalam sebuah karung besar. Ya, merekalah pahlawan yang sebenarnya saat ini. Merekalah yang masih memiliki tanggungjawab terhadap kebersihan lingkungan. Merekalah pahlawan, dan merekalah pahlawan di balik layar akan kebersihan lingkungan pasca dibukanya Sunday Morning pagi harinya.

Jujur, saya memang tidak tahu-menahu, apakah mereka berdua memang petugas kebersihan lingkungan, atau pemulung yang memanfaatkan dan mengumpulkan sampah-sampah kemudian di jual, atau mereka memang benar-benar peduli dengan lingkungan. Tapi, itu semua tidaklah berarti bagi diri saya. Yang saya tahu dan saya apresiasi, mereka masih peduli dengan sampah yang berserakan. Merekalah, “SUNDAY MORNING HEROES” bagi saya. Tanpa jasa mereka, mungkin saat ini, daerah tempat Sunday Morning ini akan menjadi lautan sampah, mengalahkan TPA-TPA yang ada. Merekalah the real heroes, merekalah pahlawan di balik layar, yang mungkin bagi sebagian kita, masih dipandang sebelah mata.

Terakhir, semoga mereka kelak bisa menikmati hasil kerja keras mereka, keringat mereka, dengan balasan yang sesungguhnya dari Tuhan Yang Maha Esa. Sekali lagi, merekalah “THE SUNDAY MORNING HEROES” bagi masyarakat sekitar kampus tempat Sunday Morning dibuka. Jasa mereka kecil, namun dampaknya akan begitu luas bagi kita semua. Terima kasih, atas pengabdianmu selama ini. Maafkanlah saya, karena baru sadar akan jasa-jasamu selama ini. Semoga kelak, engkau akan mendapatkan balasan yang setimpal akan semua jasa-saja yang engkau berikan selama ini.


Wallohu a’lam bissawab,

_Prayogo Setiawan_

MULAILAH DENGAN BERMIMPI

Mungkin, cerita ini akan menggugah kita semua agar senantiasa memulai menggapai masa depan dengan sebuah mimpi. Cerita yang menurut saya pribadi, membuat saya sangat tergugah untuk memperjelas dan mengatakan kepada dunia tentang mimpi-mimpi saya ke depan, agar kekuatan dan semangat untuk mencapai mimpi itu semakin berlipat ganda. Bukan hanya untuk saya, tetapi kemungkinan untuk kami semua yang malam itu bersama-sama saling berbagi dan bertukar mimpi dan cita-cita masa depan. Karena, kami percaya jika kita membagikan mimpi dan cita-cita masa depan kepada orang lain, motivasi mencapainya akan berlipat dan semakin kuat. Juga, tentunya akan ada do’a dari yang mendengar mimpi kita, yang menambah kekuatan tersendiri bagi terwujudnya sebuah mimpi.

Tanggal 29 September 2010 menjadi hari spesial bagi kami yang tergaung bersama dalam wadah program EBI KKN-PPL SBI UNY. Warung mie ayam kampus-lah tempat sekaligus saksi bisu bahwa malam itu juga banyak mimpi dan cita-cita masa depan kami semua berkumandang dan membahana menembus dinding dinginnya malam hari. Reuni Kelas B Program EBI KKN-PPL SBI, itulah nama acara kami. Memang, sebenarnya tidak ada niatan ke arah berbagi mimpi, hanya kami yakin bahwa Alloh lah yang mengatur itu semua. Pada mulanya kita hanya berkumpul sekaligus reuni karena lama tak bersua terganjal menjalani masa-masa KKN-PPL di sekolah masing-masing, sekaligus syukuran salah satu anggota kami yang mendapat medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa tingkat Nasional (PIMNAS).

Akan tetapi, terjadilah peristiwa itu, peristiwa berbagi mimpi diantara kami semua. Masing-masing dari kami menceritakan mimpi dan cita-cita masa depannya kepada sesama, terus berlanjut hingga orang terakhir. Sayang, hanya beberapa orang saja yang terabadikan dengan sebuah handphone. Sampai sekarang, saya masih menyimpan kenangan sekaligus mimpi saya pribadi dan teman-teman saya. Suatu ketika, saya akan memutar ulangnya, untuk mengingatkan dulu saya pernah bermimpi ini-itu. Semua itulah yang kami yakini nantinya akan menjadi tonggak awal agar kami semakin kuat dan percaya bahwa mimpi itu akan terwujud satu demi satu kelak nanti.

depan kami sendiri dengan sebuah mimpi. Mimpi itu harus menjadi sebuah kenyataan. Ada pepatah yang mengatakan, “Hari ini adalah hasil mimpi hari kemarin, dan mimpi hari ini adalah kenyataan untuk hari esok dan masa depan”. Inilah yang kami jadikan pedoman, agar mimpi kami dapat terwujud kelak. Tentu saja, diwujudkan dengan action yang nyata dari kami semua, bukan sekedar angan-angan belaka. Mohon do’a untuk kami semua juga, agar kami dan anda yang mendo’akan mampu meraih masa depan yang telah kita mimpi-mimpikan dari hari ini. Selamat bermimpi kawan, janganlah takut, karena kita semua adalah “Sang Pemimpi”.


Kawan,
Janganlah takut untuk bermimpi,
Mimpi yang bukan sekedar mimpi dan angan-angan belaka,
Namun, mimpi yang dibarengi dengan tindakan nyata dari sang pemimpinya.

Kawan,
Mulailah dengan bermimpi…



_Prayogo Setiawan_

GAJI PERTAMAKU

Seseorang yang telah memiliki pekerjaan, pastinya akan mendapatkan timbal balik berupa gaji, laba, upah, atau timbal balik lainnya yang berupa pelayanan, jasa, dan sebagainya. Timbal balik yang didapatkan bergantung pada jenis pekerjaan dan jabatan yang ia tempati pada pekerjaannya itu. jika pemilik perusahaan, maka ia akan mendapatkan laba usahanya dari perusahaannya itu. Bagi yang bekerja sebagai karyawan tetap suatu perusahaan, tentunya akan mendapatkan gaji dari pemiliki perusahaan dimana ia bekerja. Seberapa besar timbal balik dari pekerjaan mereka itu? Semuanya bergantung pada seberapa besar kinerja dan produktivitas mereka di tempat dimana mereka bekerja. Begitulah, bagi mereka yang bekerja, pasti memperoleh timbal balik yang sesuai dengan pekerjaan mereka itu.

Malam hari, tanggal 17 Desember 2010 adalah malam yang menyenangkan bagi saya. Bagaimana tidak? Lama tidak membagi-bagikan ilmu kepada sesama mahasiswa atau siswa sekolah menengah, tiba-tiba hadiah datang lewat sebuah pesan singkat di hand phone. Ternyata, dari seorang kawan lama, yang dulu pernah sama-sama berkontribusi dalam wadah organisasi yang sama. Sungguh di luar dugaan…!!! Saya mendapat tawaran untuk mengisi AMT (Achievement Motivation Training) untuk mahasiswa Pendidikan Biologi dan Biologi ilmu murni FMIPA UNY. Tawaran untuk menggantikan peran beliau, yang tidak bisa menjadi pembicara dikarenakan ada agenda lain yang waktunya bersamaan. Momentum takkan pernah datang dua kali. So, saya pun menerima tawaran itu dengan perasaaan bahagia dan bangga.

Sabtu, pukul 19.40 wib saya dan partner pribadi saya sebagai pengisi renungan motivasi tiba di Wisma Atmojo, daerah pantai Parangtritis, tempat dimana AMT HIMABIO dilaksanakan. Setalah melaksanakan sholat isya dan menunggu peserta AMT selesai makan malam, kami berdua memulai pertunjukkan dengan check sound dan menyiapkan peralatan seperti laptop, LCD, doorprize, dan yang lainnya. Kami pun beranjak memulai berbagi materi motivasi berprestasi dengan para peserta dan beberapa panitia.

Pukul 22.40 wib selesailah acara AMT yang kami berikan. Kita tutup acara dengan menyanyikan lagu “kepompong” sebagai bukti bahwa kami berdua, peserta, dan panitia AMT memulai untuk menjadi teman. Mengapa menyanyi? Saya pilih itu karena hamper semua peserta dan beberapa panitia AMT terharu dan meneteskan air mata,setelah mengikuti materi renungan motivasi. Sehingga, kami berdua merasa perlu untuk membangkitkan semangat kita semua dengan bernyanyi bersama, sambil berpegangan tangan, dan dilanjutkan saling berjabat tangan dan berpelukkan.

Selesai acara, moderator membacakan acara berikutnya yaitu pemberian kenang-kenangan kepada kami. Karena saya merapikan alat-alat yang tadi kami gunakan, maka partner saya yang menerima kenang-kenangan itu. Sebuah stop map batik itulah kenang-kenangan yang kami berdua terima. Dikarenakan sudah terlalu malam, kami memutuskan segera pulang tanpa melihat dulu apa isi stop map itu. Kami berdua pulang meski kondisi sedang hujan, karena Minggu pagi kami juga ada agenda di daerah Kulon Progo.

Sampai di kost-an, dalam kondisi badan setengah basah dan kepala agak pusing saya memnutuskan untuk segera tidur. Akan tetapi, saya penasaran akan apa isi stop map yang kami terima tadi. Ternyata, isinya dua buah amplop putih kecil, dan ternyata pula dalam amplop itu berisi lembaran uang lima puluh ribuan. Subhanalloh, seratus ribu rupiah. Itulah gaji pertama saya dan kami berdua. Sungguh di luar dugaan saya, saya akan menerima gaji sebesar itu. saya hanya bisa bersyukur, semoga uang ini berkah dan kami berdua bisa mendapatkan yang serupa atau bahkan lebih banyak lagi di lain kesempatan.

Sebenarnya, ini bukanlah gaji pertamaku. Sebelumnya saya juga pernah mengisi acara yang sama dibeberapa sekolah. Hanya saja saya hanya melaksanakan itu sebagai hobi saya, bukanlah pekerjaan saya. Jika ada yang memberi saya terima, tidak pun tidak masalah bagi saya. Dulu pernah mengisi di suatu sekolah, dan Alhamdulillah diberi kenang-kenangan berupa buku. Pernah juga mengisi waktu KKN-PPL dan waktu jadi pengurus Himpunan Mahasiswa. Akan tetapi, inilah kali pertama saya mendapatkan uang. Inilah GAJI PERTAMAKU…!!!

Kamis, 16 Desember 2010

TROTOAR "MULTIFUNGSI"

Anda pernah ke Jakarta? Pernah mencoba naik kendaraan umum disana? Bagi anda yang belum pernah naik bus di Jakarta, anda mungkin akan terkejut, ketika melihat fenomena jalan jalur Trans-Jakarta penuh sesak oleh kendaraan pribadi pengguna jalan, baik itu mobil atau pun sepeda motor. Hampir setiap hari, fenomena seperti itu sudah menjadi hal yang wajar dan biasa-biasa saja bagi masyarakat di Jakarta.

Sekarang bandingkan dengan di Jogja, mungkin anda tidak akan pernah bisa menemukan fenomena seperti yang terjadi di Jakarta itu. Hal ini dikarenakan belum ada jalur khusus bagi Trans-Jogja, yang hanya menggunakan tepi jalan sebelah kiri yang diberi garis tanda jalur bus tersebut. Selain itu, jumlah kendaraan yang melintas di jalan juga belum sebanyak yang ada di Jakarta.

Akan tetapi, ini fakta baru, tidak hanya jalur busway yang digunakan sebagai alternatif jalan bagi pengguna kendaraan pribadi. Begitu pula, sama halnya dengan trotoar, yang kini berfungsi ganda pula. Selain fungsi utamanya yang digunakan sebagai tempat pejalan kaki, dan fungsi lain sebagai pemercantik pemandangan jalan di kota-kota besar, kini trotoar juga bisa digunakan sebagai jalan keluar jalur sepeda motor untuk menghindari atau lolos dari pintu gerbang yang tertutup.

Alangkah lucunya negeri ini, mungkin itulah inspirasi mereka-mereka yang masih melakukan pelanggaran aturan-aturan yang ada. Memang, seolah-olah seperti selalu dimudahkan jalannya, bagi orang yang akan melakukan pelanggaran atau sesuatu yang menyimpang dari hal yang sewajarnya. Ketika pintu gerbang ditutup pada malam hari, trotoar bisa digunakan sebagai pintu masuk yang dengan mudah sepeda motor dapat melewati pintu gerbang yang tertutup itu.

Fenomena ini terjadi di jalan perempatan FMIPA UNY ke arah timur menuju rektorat/pasca sarjana/FIP UNY. Tanggal 9 Desember 2010, malam hari ketika hendak menuju Rektorat UNY karena akan mengikuti Lepas Sambut Wisuda Permai Cita, dari arah Karangmalang saya hendak memotong jalan untuk mempercepat perjalanan menuju rektorat. Dari arah perempatan itu saya memutuskan membelokkan motor ke arah kiri lewat depan gedung fakultas MIPA dan Hall Tennis Indoor, agar lebih cepat sampai di rektorat. Akan tetapi, sampai di depan Museum Pendidikan Indonesia/utara tempat parkir perpustakaan pusat, ternyata pintu gerbang dalam kondisi tertutup dan terkunci. Apa daya, hendak mempercepat malah memperlambat sampai ke tujuan, karena saya harus putar balik, baru menuju rektorat. Ketika mencoba putar balik, saya berpas-pasan dengan pengendara sepeda motor juga yang hendak lewat pintu gerbang yang terkunci tadi. Dalam benak saya, “Wah, pasti nanti dia akan putar balik juga seperti saya”. Saya tersenyum, karena merasa dia akan mengalami kejadian seperti saya, harus putar balik, karena pintu gerbang ditutup.

Sambil melanjutkan perjalanan, saya menoleh ke belakang untuk melihat apakah orang itu akan putar balik seperti saya. Sampai di depan pintu gerbang, pengendara tadi menepi, kemudian naik ke trotoar dan dengan mudah melewati jalan dengan pintu gerbang yang tertutup itu. Seketika saya tertawa dan agak sedikit kesal serta menyesal. “Wah, kenapa tadi tidak kepikiran seperti itu ya. Coba kalau saya seperti dia, pasti lebih cepat sampai di rektorat”, keluh saya.

Begitulah faktanya. Memang, dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Pasti ada 1001 cara untuk melakukan perbuatan yang menyeleweng dari aturan yang ada. Pengalaman membuktikan, serapat apapun suatu ruangan, pasti akan ada tikus yang bisa masuk ke dalamnya. Begitu mungkin ungkapan yang tepat untuk menganalogikan kejadian di atas. Trotoar biasa menjadi trotoar multi fungsi. Trotoar yang fungsinya sebagai tempat pejalan kaki, bisa bermanfaat ganda juga sebagai jalan keluar untuk melewati jalan yang pintu gerbangnya ditutup.

Wallohu a’lam bissawab,

-Prayogo Setiawan-