Jadilah engkau..
Orang yang...
Kehadirannya diharapkan,
Suaranya didengar,
Kebaikannya ditiru, dan
Gagasannya dilanjutkan...

Kanzii Adzi,

Think Fresh, Do The Best

Sabtu, 01 Desember 2012

My Name is ……… (Liebster Award Edition)


Sahabat…
Tulisan ini aku buat sebagai respon, sekaligus PeEr dari Liebster Award, dari sahabat baruku Afrizal Ramadhan. Setelah membaca tag beliau, aku jadi sadar. Ternyata, susah juga mengungkapkan diri sendiri, siapa aku sebenarnya. Dari Liebster Award ini aku belajar, belajar untuk memahami diriku sendiri. Siapa aku sebenarnya. Who am I. Terima kasih Bang Rizal, terima kasih Liebster Award, terima kasih Blog of Friendship, terima kasih Sobat Bloofers.

Mungkin… Ini semacam curhat. curhat tentang siapa aku, bagaimana aku, dan bagaimana kehidupanku. Apa kekurangan dan apa kelebihanku Aku sadar akan kekuranganku. Namun, sesuai moto hidupku, “Kandzi Adzii, Kekuranganku adalah Kekuatanku”. Aku jadikan kekuranganku ini sebagai hal spesial bagiku, sebagai kekuatanku. Sesuatu yang belum tentu orang lain memilikinya. Ya… inilah aku sahabat. It’s me, Prayogo Setiawan. Award ini membelajarkanku untuk lebih baik ke depannya. Dengan belajar memahami diri sendiri, aku yakin mampu dan akan terus berusaha memahami orang lain. Semangat Yogo…!!!

At first, sesuai aturan main dalam Liebster Award ini, hal pertama yang harus kupaparkan adalah sebelas hal yang paling menggambarkan tentang diriku. Dari hasil analisis pribadi, dari semua hal yang menggambarkan tentang aku, inilah kesebelas poin yang aku anggap paling menggambarkan siapa aku sebenarnya. Mau tau? Ini die…
1.       Nama
Sesuai Ijasah SD, SMP, SMA, dan PT nama lengkapku Prayogo Setiawan. Namun, ternyata dari dulu hingga sekarang, masih saja ada yang salah menuliskan namaku. Terakhir, nama di SK Penempatan Guru SM-3T, tercantum nama Prayoga Setiawan, bukan Prayogo Setiawan. Apalagi waktu di SD, beberapa kali raporku berubah nama, dari Prayogo Setiawan, Prayugo Setiawan, hingga Prayoga Setiawan. Selain itu, juga nama panggilanku. Hingga saat ini pun, aku bebaskan sahabatku untuk memanggilku. Ada yang panggil yogo, prayogo, yoga, dan yugo. Tapi, klo di rumah, aku dipanggal “Aa” atau “Ugo”. Mungkin karna ibuku ada keturunan sunda. Namun, Alhamdulillah. Di surat atau dokumen penting, namaku selalu benar, Prayogo Setiawan. Kalau sahabat, silahkan, mau pilih panggilan yang mana? Hehehehehehe…

2.       Cadel dan cacat fisik
Ini yang paling kentara tentang gambaran fisikku. Ya… Dari lahir, aku memiliki cacat fisik pada jari tangan dan kaki kiriku. Jari tangan kiriku tak lengkap, hanya empat saja. Itupun, jari manisku tak sempurna. Sementara, jari tengaku memang benar-benar tidak ada. Ini sering menyulitkanku, terutama saat cap tiga jari atau tes sidik jari. Saat buat E-KTP pun, tangan kiriku tak perlu di tes sidik jari. Sedangkan jari kaki kiriku, jempol, kelingking, dan jari tengah berhimpit/berdempet/ bergabung menjadi satu. Plus tak keluar kuku pada ketiga jari ini. Tapi. Ini tak membuat aku kecil hati, meski sering kali diejek dan bikin minder. Meski dengan kondisi cacat, aku bisa melanjutkan pendidikan hingga lulus kuliah S1. Alhamdulillah. Momen mengguncang hati, kala PPL di SMK Negeri 1 Yogyakarta, waktu kegiatan PSB (Penerimaan Siswa Baru). Ada syarat sehat jasmani dan rohani (tidak ada cacat fisik ataupun mental). Mungkin, jika aku mau masuk SMA/SMK saat ini, susah mencari sekolah yang mau menerimaku. Intinya, aku tetap dan akan selalu berusaha bersyukur, meski dengan keterbatasan dan kekuranganku saat ini. Berikutnya cadel. Aku juga tak bisa dengan baik, benar, dan fasih dalam melafalkan huruf “L” dan “R” sejak lahir. Ini juga sering jadi bahan ejekan teman-temanku. Namun, kata guru ngajiku waktu di TPA An-Nur, ini juga kelebihanku. Suaraku akan lebih indah saat membacakan ayat-ayat Al-Qur’an.

3.       Cengeng, Pemalu dan kurang PeDe
Aku orangnya cengen, pemalu, dan sering kali tak percaya diri. Apalagi jika bertemu orang yang baru kenal. Kalau ia tidak mengajak ngobrol, aku pun susah untuk memulai pembicaraan. Aku juga kurang pede. Cengeng juga. Mudah sekali keluar air mata, saat melihat dan merasakan hal yang mengharukan. Namun, aku berusaha untuk selalu menutupi kekuranganku ini. Karna aku, sudah memilih menjadi pendidik saat kuliah. Jadi tak boleh kurang pede, malu-malu, atau cengeng lagi.

4.       Sifat bertolak belakang (Diam-diam menghanyutkan)
Aku memiliki dua sifat yang bertolak belakang, bak pepatah “Diam-diam menghanyutkan”. Contoh; semasa di pramuka SMA, dua predikat aku raih, “senior tergalak dan senior terkalem”. Di kampus juga “tokoh terantagonis dan tokoh terlebay”. Aku orang ngapak (Cilacap). Tapi, orang yang baru kenal aku, pasti takkan tau kalau aku ngapak. Aku pendiam dengan orang yang baru kenal. Tapi, klo sudah kenal, pasti bakal bilang, “gue suka gay aloe”. Ya, aku memiliki sifat bertolak belakang, aku pun sering dijuluki “Si pendiam yang menghanyutkan”.

5.       Keringat
Ini efek dari kekurangpedeanku. Saat aku nervous, keringat akan mengucur deras membasahi wajah, badan, dan pakaianku. Saat presentasi skripsi kala ujian pun, aku terpaksa diberhentikan pembimbingku, karena keringat deras mengucur, efek nervous ku ini. Maaf ya bu…

6.       Olahraga
Hobiku. Pada dasarnya, aku suka semua jenis olahraga. Namun, sepak bola, futsal, dan mancing tiga besarnya. Dan kini, sedang menjajaki olahraga lain yang memacu andrenalin. Hiking, caving, rafting, naik gunung, cavetubing, tracking, dan sejenisnya mulai menyita perhatianku.

7.       Travelling
Hobiku yang lain, bahkan satu cita-citaku berkaitan dengan travelling, keliling Indonesia. Hingga kini, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua, 3 pulau yang belum ku jejaki untuk ukuran pulau. Yang terjauh, aku bisa travelling hingga Titik Nol Kilometer Indonesia, di pulau Sabang, ujung barat Indonesia. Amazing.

8.       Pantai dan Air terjun
Dua tempat favoritku hingga saat ini. Takkan pernah bosan berapa kali pun ke tempat ini. Pesonanya yang memukau menjadi alasannya. Terakhir, aku mbolang ke Air Terjun Grenjengan Kembar di Magelang.

9.       Sahabat
Aku paling suka saat mengisi waktu luang bersama sahabat-sahabatku. Entah itu futsal, sepak bola, mancing, main PS, mbolang, wisata kuliner, atau travelling. Jika aku bisa, ajakan sahabat pasti kuikuti. Karena, masa indah menurutku, salah satunya, saat hang out bareng dengan sahabat-sahabatku.

10.   Tawar-menawar
Kuliahku Akuntansi, mengajar Ekonomi juga. Tapi, aku anti yang namanya tawar-menawar. Aku tidak bisa menawar. Jadi, lebih suka jika membeli barang yang sudah berbanderol harga. Saat aku belanja yang bisa ditawar, pasti aku selalu minta bantuan sahabatku. Padahal ibuku juga seorang pedangang, yang bisa tawar-menawar harga. Makanya, saat disuruh bantu ibu berdagang, aku selalu menolak, tak mau. Karna aku memang tak pandai tawar-menawar. Aneh.

11.   Rujak, mie ayam, dan sate kambing
Makanan favoritku. Terutama mie ayam. Mungkin, doyan makan yang membuatku jadi gemuk begini. Padahal, bapak dan ibuku tergolong kurus. Kakak dan adikku juga kurus. Bahkan sahabatku tak percaya kalau adikku. Saat pertama bertemu dengan adik kandungku di rumahnya. Namun, jangan anggap aku berbeda ya. lantas seperti buku atau film “Bapak, kenapa aku berbeda?”. Meski berbeda, aku yakin orang tuaku saat ini adalah orang tua kandungku. Dan itu benar, dokumennya pun ada.

Sobat… Itu sebelas hal yang paling menggambarkan diriku. Lantas, berikut jawaban request pertanyaan dari Kang Afrizal Ramadhan, yang nge-tagg Liebster Award ini pada blog-ku.

1.       Kapan Pertama kali nge Blog dengan tujuan apa?
Februari 2010. Tujuannya, berlatih menulis, menggali potensi dan bakat menulisku. Juga, memberi inspirasi kepada orang lain.

2.       Hal Apa yang ingin kamu tulis dalam blog sebenarnya ?
Sesuai dengan nama blog-ku, HappynSpiration, awalnya tulisan-tulisan di blog-ku, tentang kisah-kisah nyata, baik yang aku alami sendiri, atau aku melihatnya, yang memberi inspirasi kepada orang lain. Intinya, aku mau menginspirasi orang lain via corat-coret sederhanaku ini. Namun, berjalannya waktu, tulisanku berkembang tentang tokoh, lirik lagu, atau hal apapun yang ingin aku tulis. Tapi tetap, semuanya ada hubungan, berkaitan dengan kata “inspirasi”.

3.       Apa Makna Liebster Award menurutmu?
Mengungkapkan dan mendeskripsikan diri. Memahami diri sendiri. Mengetahui siapa aku yang sesungguhnya. Belajar menyelami kehidupanku sendiri. Sebagai bekal sebelum memahami orang lain.

4.       Buku apa yang favorit buatmu (sebut 5 saja)
Al-Qur’an, Jalan Cinta Para Pejuang, Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, Teori Akuntansi, dan Zero to Hero.

5.       Mengapa Buku itu Menjadi favorit Buatmu?
Al-Qur’an sebagai pedoman hidupku. Jalan Cinta Para Pejuang, bagaimana jalan cinta para syuhada, bagaimana kita memaknai rasa yang bernama cinta. Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim, menyadarkanku bagaimana menjadi seorang muslim yang taat. Teori Akuntansi, dasar ilmu pelajaran dan kuliahku. Ternyata, akuntansi juga ada teorinya juga. Teori Akuntansi, dipelajari setelah aku tau semua praktik Akuntansi. Jadi terbalik, tak seperti biasanya. Kalau yang lain teori dulu baru praktik. Kalau Akuntansi, praktik dulu baru teori. Aku ingin jadi hero, yang dimulai dari zero.

6.       5 tahun kedepan apa yang ingin kamu raih?
Naik haji bersama istri dan kedua orang tuaku, melanjutkan studi.

7.       Cita-cita apa yang ingin segera kamu wujudkan saat ini?
Keliling Indonesia, jadi trainer/motivator, dan jadi PNS sesuai harapan ibuku

8.       Siapa orang yang membuat mu menjadi sehebat ini. tampilkan link blognya atau FBny atau fotonya atau sebut nama saja.
Bapak ibuku (Hadiyanto-Rukaesih),
Kakak-kakakku (Dedi Yulianto, Eti Wahyuningsih, dan Dedi Yulianto), serta adikku (Singgih Febrianto).

9.       Apa hasil yang kamu perlihatkan terhadap orang tersebut (soal nomor 8)
Piala dan piagam penghargaanku, wisuda sarjanaku, gaji mengajarku, dan foto-foto saat aku mengajar di Aceh. Dan insya Allah, segera ku perlihatkan SK PNS ku, yang paling diharapkan ibuku.

10.   Ceritakan orang tersebut (Soal nomor 8)
Bapakku seorang Kepala Dusun. Sedang ibuku seorang pedagang kelontong di rumah dan di pasar. Semenjak kuliah, aku diistimewakan bapak ibuku. Tiap mudik, pasti bapakku mengajak aku makan sate kambing di warung sate podomoro. Hingga kini pun selalu, tak berubah. Ibuku, pasti masak kesukaanku kalau aku di rumah. Apapun yang aku minta, pasti ibuku mengiyakannya. Ibuku juga ikut grup rebana di desaku, bersama ibu-ibu tetanggaku yang lain. Pesan ibuku yang selalu disampaikan kapadaku, “Jangan lupa sholat!” dan “Asal itu baik, berguna bagi kamu, ya ikut saja, gak papa”. Ketiga kakakku rela tak kuliah, demi mencari rezeqi. Hingga ke luar negeri. Biaya kuliahku juga dari kakak-kakakku. Maz Agus sekarang di Padang, Sumbar, bersama istri dan dua anaknya. Maz Dedi dan Teteh Eti di rumah, keduanya sudah tunangan. Maz Dedi sekarang kerja di rumah, mendirikan bengkel meubel sendiri. Teteh Eti baru pulang dari Taiwan, baru tunangan juga. Di rumah saja, bantu-bantu ibuku. Adikku, 2 kali daftar SNMPTN, tapi tak pernah lolos, sehingga tak kuliah. Sekarang kerja di Jakarta. Pernah minta kuliah di swasta, tapi tak ku izinkan.

11.   Buatlah sebuah kalimat untuk memberikan penghargaan, ucapan terimakasih kepadanya (soal no 8)
Bapak, Ibu, Kakak, dan Adikku. Aku yakin. Aku bisa seperti sekarang ini pasti berkat perjuangan dan keikhlasanmu. Takkan ku lupakan ini semua. Hanya terima kasih yang bisa ku ucap. Tapi yakinlah. Aku selalu berdo’a, yang terbaik buat keluarga kita semua. Maaf juga kalau belum bisa membalas semua kebaikan kalian. Aku bangga, aku cinta, aku sayang kalian semua. Long life my family. Luph u all.

Kang Afrizal Ramadhan, itu jawabanku untuk 11 pertanyaanmu. Makasih pertanyaan-pertanyaannya. Terus, ini pertanyaanku buat kamu yang tag di blog-ku. Simpel kok.
1.       Warna favoritmu, dan makna warna itu bagimu apa?
2.       Apa motto hidupmu, kemukakan juga arti motto itu?
3.       Hal yang paling membosankan dan tidak kau sukai apa?
4.       Kalau minta sesuatu, lebih memilih minta ke ayah atau ibu?
5.       Ceritakan moment bersama ayah ibu, yang paling berkesan dalam hidupmu!
6.       Suka koleksi barang apa, kenapa?
7.       Apa cita-citamu pertamamu sewaktu masih kecil, dan sekarang?
8.       Tuliskan kelebihan dan kekuranganmu!
9.       Apa judul blog-mu, dan kenapa memilih itu?
10.   Lebih suka mana, curhat di Facebook, Twitter, What’sapp, atau Blog?
11.   Kapan kenal Blof (Blog of Friendship), tau infonya darimana?

Terakhir…
Aku mau buat kesebelasan neh. Bukan kesebelasan sepak bola lho. Tapi, kesebelasan penerima tongkat estafet Liebster Award ini. Jadi butuh 11 orang tangguh untuk meneruskan estafet ini. Ingat!!! 11 orang tangguh ini juga punya PeEr, membuat postingan sesuai rule of the game of Liebster Award. Banyak manfaatnya kok, tenang aja. Gak bakalan rugi. Gue jamin deh. Dan kesebelas orang itu adalah… (Selamat ya…!!!)
4.   Diah Rahayu
7.   Cyn Amore
9.   Habibi Daeng
11. Tisya

Alhamdulillah. Selesai juga PeEr ku, plus sebagai respon LIebster Award. Setalah kubaca ulang, Amazing juga. Great thank’s to Mr. Afrizal Ramadhan, yang nge-tagg dan memperkenalkan aku dengan Award ini. Thank’s to Liebster Award, Blof (Blog of Friendship), dan sahabat bloofers dimana pun berada. And it’s me, My Name is ………… (you know lah,hehehehehehe…)

Note tambahan
Rule of the Game of Liebster Award:
1.    Tiap orang yang kena harus nulis 11 hal mengenai dirinya sendiri.
2.    Jawab Pertanyaan yang di ajukan oleh orang yang nge tag kamu.
3.    Bikin 11 pertanyaan baru untuk orang yang ingin kamu tag.
4.    Tentuin 11 orang untuk mendapatkan blog ini dan link kan mereka ke post mu.


                                                         Kala November berganti Desember,
                                                         Di sudut rumah, tepat di kamar sederhana milikku

Kamis, 29 November 2012

Untukmu, Winda


Bismillahirrahmanirrahim…
Untukmu, Winda…

Selamat jalan sahabatku…
Selamat tinggal pahlawanku…
Engkaulah sebenar-benar pahlawan…
Meski engkau hanya bergelar “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”…

Hari ini…
Kami berkabung…
Simpang Jernih, Aceh Timur, Aceh, hingga Indonesia juga berkabung…
Kami semua takkan lupa jasa dan pengabdianmu…
Kami takkan lupa…

Kami semua bangga…
Kami ikhlaskan kepergianmu…
Do’a kami mengalir untukmu selalu…
Semoga engkau kini bahagia di sisi-Nya…
Bergabung dengan para syuhada di syurga…

Kami janji…
Lanjutkan perjuanganmu…
Kami janji…
Bangun negeri ini…
Kami janji… Kami janji…

Allahumma firlaha…
Warhamha…
Wa’afihi wa’fu ‘anha

Allahumma laa tahrima ajroha…
Walaa ta’tina ba’daha..
Waghfirlana walaha…

Ya Allah…
Winda syahid saat mengabdi…
Maka…
Jadikan ini jalan terbaik untuk Winda…
Jalan yang Engkau Rihoi…

Ya Allah…
Terimalah segala amal dan pengabdiannya…
Ampunilah dosa-dosanya…
Tabahkanlah orang tua dan keluarganya…

Ya Allah…
Jadikanlah ia syahid di jalan-Mu
Kumpulkanlah ia dengan para syuhada…
Buahkanlah syurga-Mu baginya…

Ya Allah…
Berilah kami kekuatan…
Untuk terus mengabdi pada negeri ini…
Hingga kelak Engkau memanggil kami…

Ya Allah…
Kami ingin seperti winda…
Jika kelak Engkau hendak memanggil kami…
Panggilah kami saat mengabdi di jalan-Mu…

Allahumma inni asaluka salamatan fiddin…
Wa’afiya fil jasad…
Waziyyadatan fil ‘ilmi…
Wabarakatan fii rizqi…
Wataubatan qoblal maut…
Warahmatan ‘indal maut…
Wamaghfiratan ba’dhal maut…

Allahumma hawwin ‘alaina fii sakaratul muat…
Wannajatim minnan nar…
Wal’afa ’indal hisaab…

Robbana atinaa fiddunya khasanah
Wafil akhirati khasanah…
Waqiina ‘adzabannnar…
Amiin…
Amiin yaa rabbal’alamin…


Dari kami…
Untukmu, Winda…

                                                                                   
Memoar untuk alm. Winda Yulia
Guru SM-3T UPI, Bandung
SMPN 2 Simpang Jernih, Aceh Timur, indonesia
29 November 2012

Senin, 26 November 2012

Makan Malam “ala Karbol” Istimewa



Aktivitas padat nan rutin masih aku jalani. Tentunya, bersama 211 sahabatku peserta SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) Universitas Negeri Yogyakarta. Kumandang adzan maghrib mengisyaratkan kami untuk segera meninggalkan GSM -Gedung Sabang Merauke-. Seluruh aktivitas dihentikan sejenak. Bergegas menuju masjid, menunaikan sholat magrib berjama’ah. Jarak tempuh yang hampir 1 km, tak jadi halangan bagi kami, Kompi C-1 -Kompi pertama dari Peleton C, penempatan Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Indonesia-. Suara lantang penuh semangat mengiringi, melantuntan lagu latihan dan lagu nasional; Di Gunung di Hutan, Garuda Pancasila, Dari Sabang sampai Merauke, Halo-halo Bandung hingga Bangun Pemudi Pemuda. Kesemua lagu ini lantas menjadi lagu wajib yang kami nyanyikan saat perjalanan kemana pun. Tentunya, saat kami menjalani training camp -karantina- dalam rangka kegiatan Latihan Dasar Kedisplinan Peserta SM-3T UNY di area Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta. Tak terasa lelah, meski keringat mengucur membasahi badan dan pakaian. Mungkin karna bersama-sama. Atau, agar jauhnya jarak jalan kaki tak terasa lagi. Atau, karna tepat 1 minggu kami di sana, jadi telah terbiasa. Bisa karna terbiasa.

Pasca sholat magrib, kami harus kembali berjalan kaki, menuju Gedung Sabang Merauke. Tak lupa kami nyanyikan lagu wajib Kompi C-1. Tak terasa, sampai juga di depan GSM. Dari jauh, tampak di depan gedung, pendamping kompi telah siap berdiri berjajar. Lantas, mengarahkan kami agar semua agar berbaris di depan Gedung Handrawina, sesuai kompi dan peleton masing-masing. Ada acara apa? Oh ya, lupa. It’s time to dinner. Waktunya makan malam. Makan malam istimewa tentunya. Kok bisa? Makan malam, kan sudah biasa. Apanya yang istimewa? Setiap hari pun kita melakukannya.

Iya, memang benar demikian. Tapi, bagaimana bila engkau makan malam bersama Karbol Angkatan Udara. Plus, makan malamnya ala Karbol. Pasti belum pernah kan? Makanya jadi istimewa. Bagiku, dan mungkin juga bagi sahabatku yang lain. Alhamdulillah, saat itu kami diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana menjadi seorang Karbol. Bisa bergabung dengan Karbol Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, dan ikut dalam serangkaian acara makan malam istimewa. Tentu, hanya segelintir orang yang bisa merasakannya. Bagaimana ritual makan malamnya? Ternyata, jauh berbeda dengan makan malam yang biasa kita lakukan di rumah sehari-hari. Ada sederet ritual yang harus dilakukan terlebih dahulu. Harus kami ikuti, meski beda dengan hari-hari sebelumnya. Seistimewa apakah makan malam ini? Let’s, check it out.

Kesabaran kami sudah dicoba sejak awal makan malam. Hanya 1 pintu masuk pengujinya. Gedung Handrawina, yang mampu menampung 500 orang ini, pintu masuk yang dibuka pada jam makan  malam hanya satu. Jadi harus sabar menunggu giliran masuk ke gedung ini. Macam antrean saat menunggu mendapat pasokan BBM langka atau antre berdesak-desakkan menukarkan kupon dengan sekantong plastik daging kurban kala Hari Raya Idul Adha. Jika semua peserta sudah memasuki ruangan, kala itu sekitar 300-an orang, peserta dipersilahkan mencari bangku yang masih kosong. Kala itu, satu meja makan berisi enam kursi, dan harus diisi oleh 3 – 4 orang peserta SM-3T. Sisanya diisi oleh Karbol Angkatan Udara. Eh, lupa. Dalam satu meja, harus ada Karbol yang sudah senior, dan yang masih junior. Entah untuk apa. Mungkin, nanti akan tau alasannya. Oh ya. Ingat ya, baru disuruh mencari kursi kosong, belum boleh duduk atau sekedar menarik kursi sedikit ke belakang. Semua peserta harus berdiri di belakang kursi masing-masing setelahnya.

Pasca semua telah berdiri di kursi masing-masing, setelah ada aba-aba duduk, maka semua peserta dipersilahkan menempati posisi duduknya masing-masing. Kami, peserta SM-3T dan Karbol yang masih junior harus menunggu Karbol Senior duduk terlebih dahulu, baru kami duduk mengikutinya. Berikutnya, laporan bahwa peserta sudah siap untuk makan malam. Sebelumnya, peserta dikondisikan dalam keadaan duduk siap. Duduk tegap dengan punggung menempel sandaran kursi, dan kedua tangan menempel di paha. Setiap kali makan, harus ditunjuk salah satu bergantian untuk jadi pimpinan pserta, yang lapor ke pimpinan Akademi, sekaligus memimpin do’a menjelang dan sesudah makan malam. Ini agar semua terlatih keberaniannya sekaligus mengasah jiwa kepemimpinannya. Isi laporan terkait siapa peserta makan malam, berapa jumlahnya, apakah ada yang tidak ikut, alasannya tidak ikut, dan pernyataan telah siap makan. Waaah. Ribetnya mulai deh. Setelah laporan diterima, pimpinan peserta memimpin do’a jelang makan. Peserta dikondisikan pada posisi duduk istirahat di tempat. Dan makan malam pun siap disantap habis.

Mau tau menu makannya? Yang pasti 4 sehat, namun tak 5 sempurna. Ada nasi, sayur, lauk, buah pisang, roti tawar, bubur kacang hijau, air putih, dan teh hangat. Menu 4 sehat 5 sempurna dijadwalkan untuk sarapan pagi, sebagai energi dan bekal menjalani sederet aktivitas melelahkan satu hari. Eh, masih banyak ritualnya sebelum benar-benar makan malam. Apa ya? ternyata, ini terkait jawaban kenapa harus ada si Karbol senior dan junior. Karbol junior harus mendahulukan senior, menghidangkan makanan untuknya, dan menunggu senior memulai makan, baru bisa ikut memulai makan. Yang terparah, Karbol Junior harus izin terlebih dulu kepada senior untuk melakukan apapun. Mau duduk izin, mau makan izin, mau nambah minum juga izin.

Ritual pertama makan malam adalah memakan sepoton roti tawar, tanpai selai tentunya. Lipat roti tawar menjadi dua bagian, baru dimakan. Berikutnya, menyantap semangkuk bubur kacang hijau. Boleh juga, saat menyantap roti tawar dicelupkan pada kuah bubur agar manis sedikit rasanya. Baru, makan malam dengan nasi, lauk, dan sayur dimulai. Ingat, dahulu kan yang senior, baru kami junior boleh makan. Saat makan, posisi punggung harus menempel sandaran kursi. Tidak boleh ada suara karna gesekan sendok dan piring. Yang susah, sendok harus menuju mulut, bukan mulut yang menuju sendok. Ingat ya. yang masih lapar atau haus, izin dulu ke senior untuk nambah nasi, sayur, lauk atau air putih. Selesai makan, ditutup dengan buah (pisang kala itu). Ada juga cara khusus memakannya. Ambil satu buah pisang, pegang dengan tangan kiri dengan posisi poros buah -yang menempel tandan- di atas. Buka sepertiga kulit pisang. Ambil sendok yang digunakan untuk makan, potong sedikit bagian pisang paling atas, buang saja. Lalu potong pisang menjadi beberapa bagian. Pisang pun siap jadi santapan penutup makan malam. Apa guna bagian pisang yang dibuang? Agar menjaga nilai gizi buah pisang itu sendiri. Karna bagian pisang yang dibuang itu, bagian yang menempel dengan tandan, terkadang membawa getah tandan pisang.

Setelah santapan penutup habis, maka makan malam pun selesai. Alhamdulillah. Oh ya. Sebenarnya, ada batasan waktu makan. Ditandai dan diakhiri dengan bunyi sirine. Jika sirine kedua dibunyikan, kegiatan apapun harus dihentikan. Meskipun belum habis, belum minum, belum makan buah, harus diselesaikan. Jadi harus cepat makannya ya. Jangan lambat macam siput saja. Namun, karna kami belum terbiasa, sirine tak dibunyikan. Tandanya, tak ada batasan waktu makan. Asyiiiiiik. Kegiatan terakhir adalah do’a penutup, dan laporan jika makan malam telah selesai. And, this is the end of our special dinner.

Nah, istimewa bukan! Meski, ribetnya minta ampun. Susah dibayangkan tentunya. Mau makan saja pakai repot-repot seperti itu. Tapi, inilah militer. Inilah cara menikmati makan malam, agar yang melakukannya terbiasa dengan kedisiplinan. Disiplin dalam berbagai hal, mulai dari hal kecil seperti saat makan ini. Inilah sesungguhnya hikmah dan pelajaran yang diberikan kepada kami atau Karbol oleh para pimpinan Akademi. Agar kami terbiasa dengan satu hal. Satu kata kunci menggapai kesuksesan. Dan kata itu adalah… Disiplin!!!

Eh, terakhir neh. Ada satu yang unik. Tentang keberkahan. Berkah, apa tuh berkahnya? Ini dia. Bagi kami berkah bisa makan malam ala Karbol. Bagi Karbol berkah bisa makan malam laiknya orang biasa. Aku dan yang sahabatku tak bisa seketat itu dalam hal makan, meski kami harus mencoba untuk ikuti alur yang ada. Jadi berkahnya, kami bisa menjadi Karbol Angkatan Udara, meski hanya saat makan malam saja. Dan bagi para Karbol, ini jadi kesempatan bagi mereka untuk makan malam layaknya orang biasa. Akhirnya, sama-sama jadi berkah deh, hehehe. Semoga, memang ini benar-benar jadi berkah bagi kami. Amiin…

Sahabat …
Begitu lah Makan Malam “ala Karbol” yang Istimewa. Mau mencobanya? Silahkan daftar dulu jadi Karbol Angkatan Udara, di Jogja tentunya. Atau, ikut saja Program SM-3T Universitas Negeri Yogyakarta. Pasti bakalan keturutan makan malam istimewanya. Bukan Candle-light dinner, bukan Romantic Dinner, bukan pula Family Dinner. Namun, makan malam istimewa, makan malam “ala Karbol” Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Eh ingat… Bukan dalam rangka promosi ya!!! Jujur, tak ada maksud untuk promosi. Karna saya bukan Staff PR atau Promotion Staff di Universitas Negeri Yogyakarta, apalagi di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Selamat mencoba…!!!

                                                                                   Kala senja, 02 November 2011