Jadilah engkau..
Orang yang...
Kehadirannya diharapkan,
Suaranya didengar,
Kebaikannya ditiru, dan
Gagasannya dilanjutkan...

Kanzii Adzi,

Think Fresh, Do The Best

Senin, 26 November 2012

Makan Malam “ala Karbol” Istimewa



Aktivitas padat nan rutin masih aku jalani. Tentunya, bersama 211 sahabatku peserta SM-3T (Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) Universitas Negeri Yogyakarta. Kumandang adzan maghrib mengisyaratkan kami untuk segera meninggalkan GSM -Gedung Sabang Merauke-. Seluruh aktivitas dihentikan sejenak. Bergegas menuju masjid, menunaikan sholat magrib berjama’ah. Jarak tempuh yang hampir 1 km, tak jadi halangan bagi kami, Kompi C-1 -Kompi pertama dari Peleton C, penempatan Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Indonesia-. Suara lantang penuh semangat mengiringi, melantuntan lagu latihan dan lagu nasional; Di Gunung di Hutan, Garuda Pancasila, Dari Sabang sampai Merauke, Halo-halo Bandung hingga Bangun Pemudi Pemuda. Kesemua lagu ini lantas menjadi lagu wajib yang kami nyanyikan saat perjalanan kemana pun. Tentunya, saat kami menjalani training camp -karantina- dalam rangka kegiatan Latihan Dasar Kedisplinan Peserta SM-3T UNY di area Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta. Tak terasa lelah, meski keringat mengucur membasahi badan dan pakaian. Mungkin karna bersama-sama. Atau, agar jauhnya jarak jalan kaki tak terasa lagi. Atau, karna tepat 1 minggu kami di sana, jadi telah terbiasa. Bisa karna terbiasa.

Pasca sholat magrib, kami harus kembali berjalan kaki, menuju Gedung Sabang Merauke. Tak lupa kami nyanyikan lagu wajib Kompi C-1. Tak terasa, sampai juga di depan GSM. Dari jauh, tampak di depan gedung, pendamping kompi telah siap berdiri berjajar. Lantas, mengarahkan kami agar semua agar berbaris di depan Gedung Handrawina, sesuai kompi dan peleton masing-masing. Ada acara apa? Oh ya, lupa. It’s time to dinner. Waktunya makan malam. Makan malam istimewa tentunya. Kok bisa? Makan malam, kan sudah biasa. Apanya yang istimewa? Setiap hari pun kita melakukannya.

Iya, memang benar demikian. Tapi, bagaimana bila engkau makan malam bersama Karbol Angkatan Udara. Plus, makan malamnya ala Karbol. Pasti belum pernah kan? Makanya jadi istimewa. Bagiku, dan mungkin juga bagi sahabatku yang lain. Alhamdulillah, saat itu kami diberi kesempatan untuk merasakan bagaimana menjadi seorang Karbol. Bisa bergabung dengan Karbol Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, dan ikut dalam serangkaian acara makan malam istimewa. Tentu, hanya segelintir orang yang bisa merasakannya. Bagaimana ritual makan malamnya? Ternyata, jauh berbeda dengan makan malam yang biasa kita lakukan di rumah sehari-hari. Ada sederet ritual yang harus dilakukan terlebih dahulu. Harus kami ikuti, meski beda dengan hari-hari sebelumnya. Seistimewa apakah makan malam ini? Let’s, check it out.

Kesabaran kami sudah dicoba sejak awal makan malam. Hanya 1 pintu masuk pengujinya. Gedung Handrawina, yang mampu menampung 500 orang ini, pintu masuk yang dibuka pada jam makan  malam hanya satu. Jadi harus sabar menunggu giliran masuk ke gedung ini. Macam antrean saat menunggu mendapat pasokan BBM langka atau antre berdesak-desakkan menukarkan kupon dengan sekantong plastik daging kurban kala Hari Raya Idul Adha. Jika semua peserta sudah memasuki ruangan, kala itu sekitar 300-an orang, peserta dipersilahkan mencari bangku yang masih kosong. Kala itu, satu meja makan berisi enam kursi, dan harus diisi oleh 3 – 4 orang peserta SM-3T. Sisanya diisi oleh Karbol Angkatan Udara. Eh, lupa. Dalam satu meja, harus ada Karbol yang sudah senior, dan yang masih junior. Entah untuk apa. Mungkin, nanti akan tau alasannya. Oh ya. Ingat ya, baru disuruh mencari kursi kosong, belum boleh duduk atau sekedar menarik kursi sedikit ke belakang. Semua peserta harus berdiri di belakang kursi masing-masing setelahnya.

Pasca semua telah berdiri di kursi masing-masing, setelah ada aba-aba duduk, maka semua peserta dipersilahkan menempati posisi duduknya masing-masing. Kami, peserta SM-3T dan Karbol yang masih junior harus menunggu Karbol Senior duduk terlebih dahulu, baru kami duduk mengikutinya. Berikutnya, laporan bahwa peserta sudah siap untuk makan malam. Sebelumnya, peserta dikondisikan dalam keadaan duduk siap. Duduk tegap dengan punggung menempel sandaran kursi, dan kedua tangan menempel di paha. Setiap kali makan, harus ditunjuk salah satu bergantian untuk jadi pimpinan pserta, yang lapor ke pimpinan Akademi, sekaligus memimpin do’a menjelang dan sesudah makan malam. Ini agar semua terlatih keberaniannya sekaligus mengasah jiwa kepemimpinannya. Isi laporan terkait siapa peserta makan malam, berapa jumlahnya, apakah ada yang tidak ikut, alasannya tidak ikut, dan pernyataan telah siap makan. Waaah. Ribetnya mulai deh. Setelah laporan diterima, pimpinan peserta memimpin do’a jelang makan. Peserta dikondisikan pada posisi duduk istirahat di tempat. Dan makan malam pun siap disantap habis.

Mau tau menu makannya? Yang pasti 4 sehat, namun tak 5 sempurna. Ada nasi, sayur, lauk, buah pisang, roti tawar, bubur kacang hijau, air putih, dan teh hangat. Menu 4 sehat 5 sempurna dijadwalkan untuk sarapan pagi, sebagai energi dan bekal menjalani sederet aktivitas melelahkan satu hari. Eh, masih banyak ritualnya sebelum benar-benar makan malam. Apa ya? ternyata, ini terkait jawaban kenapa harus ada si Karbol senior dan junior. Karbol junior harus mendahulukan senior, menghidangkan makanan untuknya, dan menunggu senior memulai makan, baru bisa ikut memulai makan. Yang terparah, Karbol Junior harus izin terlebih dulu kepada senior untuk melakukan apapun. Mau duduk izin, mau makan izin, mau nambah minum juga izin.

Ritual pertama makan malam adalah memakan sepoton roti tawar, tanpai selai tentunya. Lipat roti tawar menjadi dua bagian, baru dimakan. Berikutnya, menyantap semangkuk bubur kacang hijau. Boleh juga, saat menyantap roti tawar dicelupkan pada kuah bubur agar manis sedikit rasanya. Baru, makan malam dengan nasi, lauk, dan sayur dimulai. Ingat, dahulu kan yang senior, baru kami junior boleh makan. Saat makan, posisi punggung harus menempel sandaran kursi. Tidak boleh ada suara karna gesekan sendok dan piring. Yang susah, sendok harus menuju mulut, bukan mulut yang menuju sendok. Ingat ya. yang masih lapar atau haus, izin dulu ke senior untuk nambah nasi, sayur, lauk atau air putih. Selesai makan, ditutup dengan buah (pisang kala itu). Ada juga cara khusus memakannya. Ambil satu buah pisang, pegang dengan tangan kiri dengan posisi poros buah -yang menempel tandan- di atas. Buka sepertiga kulit pisang. Ambil sendok yang digunakan untuk makan, potong sedikit bagian pisang paling atas, buang saja. Lalu potong pisang menjadi beberapa bagian. Pisang pun siap jadi santapan penutup makan malam. Apa guna bagian pisang yang dibuang? Agar menjaga nilai gizi buah pisang itu sendiri. Karna bagian pisang yang dibuang itu, bagian yang menempel dengan tandan, terkadang membawa getah tandan pisang.

Setelah santapan penutup habis, maka makan malam pun selesai. Alhamdulillah. Oh ya. Sebenarnya, ada batasan waktu makan. Ditandai dan diakhiri dengan bunyi sirine. Jika sirine kedua dibunyikan, kegiatan apapun harus dihentikan. Meskipun belum habis, belum minum, belum makan buah, harus diselesaikan. Jadi harus cepat makannya ya. Jangan lambat macam siput saja. Namun, karna kami belum terbiasa, sirine tak dibunyikan. Tandanya, tak ada batasan waktu makan. Asyiiiiiik. Kegiatan terakhir adalah do’a penutup, dan laporan jika makan malam telah selesai. And, this is the end of our special dinner.

Nah, istimewa bukan! Meski, ribetnya minta ampun. Susah dibayangkan tentunya. Mau makan saja pakai repot-repot seperti itu. Tapi, inilah militer. Inilah cara menikmati makan malam, agar yang melakukannya terbiasa dengan kedisiplinan. Disiplin dalam berbagai hal, mulai dari hal kecil seperti saat makan ini. Inilah sesungguhnya hikmah dan pelajaran yang diberikan kepada kami atau Karbol oleh para pimpinan Akademi. Agar kami terbiasa dengan satu hal. Satu kata kunci menggapai kesuksesan. Dan kata itu adalah… Disiplin!!!

Eh, terakhir neh. Ada satu yang unik. Tentang keberkahan. Berkah, apa tuh berkahnya? Ini dia. Bagi kami berkah bisa makan malam ala Karbol. Bagi Karbol berkah bisa makan malam laiknya orang biasa. Aku dan yang sahabatku tak bisa seketat itu dalam hal makan, meski kami harus mencoba untuk ikuti alur yang ada. Jadi berkahnya, kami bisa menjadi Karbol Angkatan Udara, meski hanya saat makan malam saja. Dan bagi para Karbol, ini jadi kesempatan bagi mereka untuk makan malam layaknya orang biasa. Akhirnya, sama-sama jadi berkah deh, hehehe. Semoga, memang ini benar-benar jadi berkah bagi kami. Amiin…

Sahabat …
Begitu lah Makan Malam “ala Karbol” yang Istimewa. Mau mencobanya? Silahkan daftar dulu jadi Karbol Angkatan Udara, di Jogja tentunya. Atau, ikut saja Program SM-3T Universitas Negeri Yogyakarta. Pasti bakalan keturutan makan malam istimewanya. Bukan Candle-light dinner, bukan Romantic Dinner, bukan pula Family Dinner. Namun, makan malam istimewa, makan malam “ala Karbol” Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Eh ingat… Bukan dalam rangka promosi ya!!! Jujur, tak ada maksud untuk promosi. Karna saya bukan Staff PR atau Promotion Staff di Universitas Negeri Yogyakarta, apalagi di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Selamat mencoba…!!!

                                                                                   Kala senja, 02 November 2011

4 komentar:

  1. sudah ikut liebster award, ? jika belum aku tag blog mu, ada pe er buatmu juga ya cek

    afrizalr.blogspot.com/2012/11/bismillah.html

    BalasHapus
  2. belum bang...iya silahkan, tagg aj bang...

    BalasHapus
  3. wkwkwkwk jadi ingat pas sm3t lptk uny dinner bareng karbol di hadrawina ^_____^

    http://inarakhmawati.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahahaha...
      iya lah..hayo..hayo..dapat karbol yaaah?wkwkwkwkwk

      Hapus