Jadilah engkau..
Orang yang...
Kehadirannya diharapkan,
Suaranya didengar,
Kebaikannya ditiru, dan
Gagasannya dilanjutkan...

Kanzii Adzi,

Think Fresh, Do The Best

Selasa, 06 November 2012

Akhirnya, datang juga…



Bersenang-senanglah karena hari ini akan kita ridukan, di hari nanti
Bersenang-senanglah karena waktu ini banggakan, di hari tua
Sebuah kisah klasik untuk masa depan
-Sheila on 7-
Sahabat…
Ku bingkiskan cerita ini spesial untuk keluarga besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Terima kasih telah menjadi bagian dari torehan sejarah hidupku. Terima kasih untuk semua kenangan, canda, tawa, duka, bahagia yang pernah kita rajut selama kurang lebih satu tahun ini. Semoga silaturrahim ini selalu terjaga. Do’akan kami agar sukses selalu. Do’akan juga kelak kita bisa bersama-sama kembali. Amiin…
K
amis, 18 Oktober 2012… Penantian panjang dan lama itu akhirnya tiba.  Kurang lebih sebelas bulan lamanya. Akhir masa tugas dan pengabdianku di tanah rencong, Nanggroe Aceh Darussalam. Gedung kantor, dewan guru, staff karyawan, serta siswa-siswa didikku menjadi saksi sejarah momen mengharukan sekaligus membahagiakan itu. Perpisahan Dewan Guru Program SM-3T Gelombang I dengan Keluarga Besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Panitia memberi nama kegiatan itu, kegiatan spesial yang sengaja dipersiapkan, meski mendadak, untuk melepas kepergian kami berdua.

Pukul 09.00 wib. Aku, temanku, dewan guru, staf, dan siswa telah memenuhi ruangan mungil itu. MC telah bersiap di mejanya. Begitu pula siswa yang akan tampil pada acara hiburan kegiatan itu. Laptop dan LCD proyektor standby, kami pun telah menempati kursi kehormatan yang disediakan panitia. Kursi yang biasa diduduki para wakil kepala sekolah saat kegiatan belajar-mengajar. Hanya kepala sekolah, Pak Ali, begitu sapaan akrabnya, yang tak kunjung datang jua. Alhasil, karaoke bersama dipilih sebagai alternatif menunggu Pak Ali datang. Beberapa lagu pun didendangkan, hingga tak terasa 45 menit berlalu, hingga datanglah Pak Ali. Tak berlama-lama, begitu kepala sekolah menempati kursi kehormatannya, Masnila, si MC berdiri, mengucapkan salam, membacakan tertib acara, dan memulai kegiatan.

Lafadz basmalah, menjadi pembuka acara bersejarah itu. Lantas dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Burhan, siswa kelas XI IPA. Berikutnya, sambutan oleh ketua OSIS, Ali Asah. Entah kenapa, bukan Leni Handika, ketua OSIS baru yang memberikan sambutan. Mungkin karena belum resmi dilantik, plus ia seorang perempuan. Satu kalimat singkat, pesan Ali Asah, mampu menggetarkan hati, bahkan sebenarnya mampu mengeluarkan tetesan air jernih dari mataku. “Jadikan perpisahan ini bagaikan air dengan air, dan jangan jadikan perpisahan ini bagaikan batu dengan batu”, kata Ali Asah. Ringan tapi sarat makna. Apa artinya? Jika air dengan air, pasti suatu saat akan berjumpa kembali. Bukan batu dengan batu, yang jika dipisahkan, tak kunjung berjumpa lagi. Ya, air dengan air. Entah itu kami yang akan kembali ke sekolah, atau mereka -siswa- yang akan menyusul kami di jawa, melanjutkan studi. Begitulah janji yang ia berikan, sebagai perwakilan siswa.

Kegiatan dihentikan sejenak, diisi dengan tari saman -kesenian khas Gayo Lues- persembahan para Arjuna dari kelas XII IPA dan IPS. Kesenian daerah yang pasti selalu ditampilkan, saat ada acara-acara besar di sekolah, plus di masyarakat Tripe Jaya khususnya, dan Gayo Lues pada umumnya. Syair lagunya cukup menarik, meski aku tak mampu menyerapnya 100 persen, dikarenakan menggunakan bahasa Gayo, yang 11 bulan disana belum aku kuasai juga. Tapi intinya, mereka berterima kasih atas jasa-jasa kami, yang rela dan ikhlas datang jauh-jauh dari Jogja, untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa di penjuru tanah air.

Selesai tari saman, acara diteruskan dengan sambutan perwakilan dewan guru, oleh Khairani Hanum, SS –wakil kepala sekolah urusan kurikulum- dan kepala sekolahku –Muhammad Ali, S.Pd-. Terakhir, sambutan dariku, sebagai perwakilan dewan guru Program SM-3T Gelombang I. Tak ada yang spesial dari sambutan kami bertiga. Tapi tetap mengguhah semangat dan sarat nasehat untuk kami berdua, yang muda, dan masih butuh banyak belajar dari mereka. Hanya saja, air mataku menetes kala aku ucapkan kalimat terakhir di sambutan singkatku. Kerinduan akan ayah, ibu, keluarga, dan kampung halaman lah alas an kenapa air mataku menetes. Ya, sebelas bulan berpisah bukan waktu yang sebentar bagiku. Meski, bagi yang lain sangatlah singkat.
Pembacaan puisi oleh Jhon Supratman, yang bertemakan guru, mengisi acara berikutnya. Lantas ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Syukur, S.Pd.I -guru pai sekolah, yang juga sahabat terdekat kami di sekolah-. Do’a penutup inilah yang yang memulai hening keharuan kami semua. Tak terasa, air mata kami menetes membasahi pipi, begitu do’a disampaikan. Dan. Suasana semakin mengharukan, penuh tangisan dan tetesan air mata, begitu selepas do’a kami berjabat tangan dengan para guru dan siswa. Jabat tangan terakhir yang bisa kami rasakan, kami lakukan, di sekolah ini, SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Begitu pula denganku. Apalagi saat kujabat dan kupeluk erat rekan sekaligus guru kami, dewan guru sekolah -yang laki-laki-. Keringat bercampur air mata membasahi pipi, wajah, dan pakaianku.

Air mata terusap, hening keharuan terhenti, meski belum sepenuhnya terhenti, kala acara dilanjutkan dengan pemberian cinderamata dan kenang-kenangan dari OSIS, Kelas, dan Sekolah kepada kami berdua. Bukan dari isi tentunya yang kami lihat, tapi bukti rasa kekeluargaan mereka dengan kami yang sudah terjalin cukup lama. Kami pun memberikan cinderamata kepada sekolah, sebagai kenang-kenangan, yang kami harapkan mampu menjadi obat pelipur kerinduan kepada kami di episode-episode berikutnya. Lantas, ditutuplah acara inti itu dengan bacaan Hamdalah bersama, Alhamdulillahirobbil’alamin.

Hiburan menjadi rangkaian acara terakhir dalam kegiatan ini. Ada empat jenis hiburan yang sengaja dipersiapkan oleh siswa dan guru untuk kami berdua. Pertama kami disuguhkan dengan penampilan tari kreasi modern oleh srikandhi-srikandhi kelas X. Tari kreasi dengan baksound lagu Assalamu’alaikum yang biasa dinyanyikan Opick ini khusus dipersiapkan oleh Maria Herla, Murdawati, Hani Ulan Dari, Jari, dan Maulida dengan bimbingan Bu Umi Selamah, S.Sos.I. Meski dengan muka yang kurang ceria, karena menangis sebelumnya, mereka tetap atraktif membawakan tari modern itu.

Tari kreasi selesai, disambung dengan drama singkat persembahan kelas XII IPA. Drama tentang bagaimana kami berdua mengajar di sekolah. Mulai saat kami diperkenalkan di sekolah, hingga saat terakhir kami mengajar. Adalah Rouf Hidayat sebagai aku, dan Ali Imran sebagai Pak Tri, temanku. Rian Wahyu Widodo sebagai kepala sekolah, dan Mahyudin, Saniar, Sri Wahyuni, serta Jhon sebagai siswa. Meskipun tak 100 persen sesuai dengan cara kami mengajar, setidaknya itu sudah mampu membuat tertawa seisi ruangan. Hiburan ketiga adalah paduan suara dari wanita-wanita tangguh kelas XI IPS, kelas kebanggaanku. Kelas dengan siswa didikanku saat masih duduk di bangku kelas X, karna aku wali kelasnya. Lagu terima kasihku dengan bangga dinyanyikan mereka. Meski sekilas, namun lagu itu sumbangan sekaligus ungkapan rasa terima kasih siswa kepada guru-gurunya. Bukan hanya kami, namun bagi semua guru, pendidik dimana pun berada.

Suguhan terakhir cukup fenomenal. Adalah Syaifullah Ikhsan, ST -guru TIK dan Seni Budaya- sebagai aktornya. Beliau buatkan slide video singkat tentang bagaimana kami mengajar, bagaimana kami aktif di berbagai kegiatan sekolah, juga bagaimana kehidupan kita sehari-hari. Mengesankan. Meski singkat, tapi membuat aku ingin terus melihatnya. Bingkisan unik yang menjadi bukti sejarah, bahwa kami pernah menjadi bagian dari keluarga besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Meski hanya dalam waktu 11 bulan.

Lepas acara perpisahan, masih ada acara lanjutan. Adalah makan siang bersama seluruh dewan guru, OSIS, dan tamu undangan yang hadir serta foto bersama. Ada Bu Rina, Pak Budi, dan Pak Setiono, tiga guru program SM-3T Gelombang II Kec. Tripe Jaya, serta suami Bu Umi. Paling terakhir, sesi foto bersama dewan guru SMA Negeri 1 Tripe Jaya, foto bersama dewan guru SM-3T Gelombang I-II, Guru SM-3T dengan siswa, dan yang lainnya. Foto-foto sebagai kenang-kenangan untuk kami berdua yang esok akan meninggalkan sekolah, Rerebe, Tripe Jaya, Gayo Lues, dan Aceh untuk kembali ke Jawa, ke kampong halaman, dan kepangkuan ayah ibu.

Sahabat…
Akhirnya datang juga. Kisah indah di saat-saat terakhir kebersamaan kami dengan keluarga besar SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Kisah tentang kegiatan perpisahan kami, guru Program SM-3T Kecamatan Tripe Jaya, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, Indonesia. Kisah yang ku bingkiskan sebagai kado untuk aku pribadi, guru-guru SM-3T, dan mereka keluarga kecilku, SMA Negeri 1 Tripe Jaya. Semoga engkau semakin Jaya…!!!

                                                           
                                                                                     Jum’at Kliwon, 02 November 2012

3 komentar:

  1. hmmm... happy memory yak pak guru. :)
    kisah yang istimewa. slm kenal.

    BalasHapus
  2. Happy memory jugha yah..

    salam kenal juga...

    BalasHapus
  3. salam kenal..., folbek ya... thx... *smile

    BalasHapus