Jadilah engkau..
Orang yang...
Kehadirannya diharapkan,
Suaranya didengar,
Kebaikannya ditiru, dan
Gagasannya dilanjutkan...

Kanzii Adzi,

Think Fresh, Do The Best

Kamis, 16 Desember 2010

TROTOAR "MULTIFUNGSI"

Anda pernah ke Jakarta? Pernah mencoba naik kendaraan umum disana? Bagi anda yang belum pernah naik bus di Jakarta, anda mungkin akan terkejut, ketika melihat fenomena jalan jalur Trans-Jakarta penuh sesak oleh kendaraan pribadi pengguna jalan, baik itu mobil atau pun sepeda motor. Hampir setiap hari, fenomena seperti itu sudah menjadi hal yang wajar dan biasa-biasa saja bagi masyarakat di Jakarta.

Sekarang bandingkan dengan di Jogja, mungkin anda tidak akan pernah bisa menemukan fenomena seperti yang terjadi di Jakarta itu. Hal ini dikarenakan belum ada jalur khusus bagi Trans-Jogja, yang hanya menggunakan tepi jalan sebelah kiri yang diberi garis tanda jalur bus tersebut. Selain itu, jumlah kendaraan yang melintas di jalan juga belum sebanyak yang ada di Jakarta.

Akan tetapi, ini fakta baru, tidak hanya jalur busway yang digunakan sebagai alternatif jalan bagi pengguna kendaraan pribadi. Begitu pula, sama halnya dengan trotoar, yang kini berfungsi ganda pula. Selain fungsi utamanya yang digunakan sebagai tempat pejalan kaki, dan fungsi lain sebagai pemercantik pemandangan jalan di kota-kota besar, kini trotoar juga bisa digunakan sebagai jalan keluar jalur sepeda motor untuk menghindari atau lolos dari pintu gerbang yang tertutup.

Alangkah lucunya negeri ini, mungkin itulah inspirasi mereka-mereka yang masih melakukan pelanggaran aturan-aturan yang ada. Memang, seolah-olah seperti selalu dimudahkan jalannya, bagi orang yang akan melakukan pelanggaran atau sesuatu yang menyimpang dari hal yang sewajarnya. Ketika pintu gerbang ditutup pada malam hari, trotoar bisa digunakan sebagai pintu masuk yang dengan mudah sepeda motor dapat melewati pintu gerbang yang tertutup itu.

Fenomena ini terjadi di jalan perempatan FMIPA UNY ke arah timur menuju rektorat/pasca sarjana/FIP UNY. Tanggal 9 Desember 2010, malam hari ketika hendak menuju Rektorat UNY karena akan mengikuti Lepas Sambut Wisuda Permai Cita, dari arah Karangmalang saya hendak memotong jalan untuk mempercepat perjalanan menuju rektorat. Dari arah perempatan itu saya memutuskan membelokkan motor ke arah kiri lewat depan gedung fakultas MIPA dan Hall Tennis Indoor, agar lebih cepat sampai di rektorat. Akan tetapi, sampai di depan Museum Pendidikan Indonesia/utara tempat parkir perpustakaan pusat, ternyata pintu gerbang dalam kondisi tertutup dan terkunci. Apa daya, hendak mempercepat malah memperlambat sampai ke tujuan, karena saya harus putar balik, baru menuju rektorat. Ketika mencoba putar balik, saya berpas-pasan dengan pengendara sepeda motor juga yang hendak lewat pintu gerbang yang terkunci tadi. Dalam benak saya, “Wah, pasti nanti dia akan putar balik juga seperti saya”. Saya tersenyum, karena merasa dia akan mengalami kejadian seperti saya, harus putar balik, karena pintu gerbang ditutup.

Sambil melanjutkan perjalanan, saya menoleh ke belakang untuk melihat apakah orang itu akan putar balik seperti saya. Sampai di depan pintu gerbang, pengendara tadi menepi, kemudian naik ke trotoar dan dengan mudah melewati jalan dengan pintu gerbang yang tertutup itu. Seketika saya tertawa dan agak sedikit kesal serta menyesal. “Wah, kenapa tadi tidak kepikiran seperti itu ya. Coba kalau saya seperti dia, pasti lebih cepat sampai di rektorat”, keluh saya.

Begitulah faktanya. Memang, dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Pasti ada 1001 cara untuk melakukan perbuatan yang menyeleweng dari aturan yang ada. Pengalaman membuktikan, serapat apapun suatu ruangan, pasti akan ada tikus yang bisa masuk ke dalamnya. Begitu mungkin ungkapan yang tepat untuk menganalogikan kejadian di atas. Trotoar biasa menjadi trotoar multi fungsi. Trotoar yang fungsinya sebagai tempat pejalan kaki, bisa bermanfaat ganda juga sebagai jalan keluar untuk melewati jalan yang pintu gerbangnya ditutup.

Wallohu a’lam bissawab,

-Prayogo Setiawan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar