Jadilah engkau..
Orang yang...
Kehadirannya diharapkan,
Suaranya didengar,
Kebaikannya ditiru, dan
Gagasannya dilanjutkan...

Kanzii Adzi,

Think Fresh, Do The Best

Selasa, 04 Januari 2011

AJI MUMPUNG DUNIA SEPAK BOLA


Mungkin bagi anda pecinta sepak bola ataupun masyarakat awam biasanya sudah bosan, muak, jeleh, dan sebagainya tentang berita kerusuhan dan kericuhan yang terjadi pada penjualan tiket pertandingan sepak bola AFF Suzuki Cup 2010. Hampir setiap hari kita bisa melihat dan mendengar di televisi tentang kurang bagusnya manajemen dan pengelolaan penjualan tiket pertandingan oleh pihak panitia pengelola pertandingan. Akan tetapi, fakta berikut ini mungkin hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya. Fakta yang bagi saya menarik dan sedikit menjengkelkan. Fakta yang menunjukkan aji mumpungnya masyarakat untuk memetik keuntungan sebesar-besarnya dalam waktu singkat.

Berita dan fakta ini saya dapatkan ketika menonton berita di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Tepatnya pada hari Jum’at tanggal 24 Desember 2010 pagi hari sekitar pukul 06.40wib, ketika saya masih berada di kost. Berita tersebut adalah melambungnya biaya foto copy KTP di sekitar Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, yang mencapai sepuluh ribu rupiah untuk satu kali foto copy KTP. Ini artinya bahwa, biaya foto copy ini mencapai lima puluh kali lipat dari harga seharusnya (Rp 200,00 x 50 = Rp 10.000,00).

Beginilah berita selengkapnnya. Piala AFF Suzuki Cup 2010 telah memasuki puncaknya, yaitu babak final yang mempertemukan tuan Rumah Indonesia dan Malaysia dengan sistem home and away (kandang dan tandang). Seperti pertandingan-pertandingan sebelumnya, di Indonesia selalu terjadi kerusuhan penjualan tiket pertandingan, dikarenakan membludagnya animo masyarakat yang ingin menyaksikan dan memberikan dukungan penuh kepada Laskar Garuda. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihak panitia pengelola pertandingan memberikan dua syarat kepada masyarakat yang akan membeli tiket pertandingan. Syarat tersebut adalah setiap satu orang diwajibkan maksimal hanya bisa membeli lima tiket saja. Kemudian, bagi yang masyarakat yang mau membeli tiket diharapkan membawa foto copy KTP masing-masing.

Berawal dari sinilah fenomena aji mumpung ini mulai muncul. Dengan syarat yang kedua dalam membeli tiket pertandingan ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan jasa foto copy di sekitar stadion. Dikarenakan banyak yang belum membawa foto copy KTP, maka peluang ini muncul begitu saja. Ada yang sengaja memanfaatkan kesempatan di balik kesempitan, dengan menaikkan biaya foto copy dengan begitu saja, tanpa memperhatikan kondisi keuangan masyarakat. Dengan mudahnya, penjual jasa ini menaikkan biaya hampir lima puluh kali lipat dari harga seharusnya, dengan harapan memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dalam waktu yang sangat singkat.

Begitulah, memang salah satu sifat manusia di dunia ini, yang tidak memperhatikan asas ekonomi. Menginginkan mendapat laba sebesar-besarnya dengan pengorbanan sedikit dan dalam waktu yang sangat singkat. Semoga, semua yang membaca ini kemudian tidak mencontoh fenomena ini dan menjadi koreksi kita semua, bahwa itu bukanlah hal yang diperbolehkan negara dan agama. Semoga ini menggugah kita semua, agar senantiasa berusaha mencari harta yang hala dan jalan yang juga diperbolehkan oleh negara dan agama.


Wallohu a’lam,
_PS_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar