Jadilah engkau..
Orang yang...
Kehadirannya diharapkan,
Suaranya didengar,
Kebaikannya ditiru, dan
Gagasannya dilanjutkan...

Kanzii Adzi,

Think Fresh, Do The Best

Senin, 27 Januari 2014

Entahlah...

Randa Tapak (Dandelion)
Koleksi Foto Pribadi
Entahlah…

Tak tau ane juga, kenapa tiba-tiba jatuh hati dengan Bunga Dandelion. Padahal, hanya bermula ketika sengaja ku petik di pinggir jalan, beberapa waktu lalu. Namun, efeknya sungguh luar biasa. Dari sinilah, kekaguman yang berefek jatuh hati dimulai. Tak hanya sampai disitu, mulai saat itu, aku coba cari informasi via googling tentangnya. Ini dia, yang disajikan oleh Wikipedia tentang Dandelion.

“Randa Tapak atau Dandelion, adalah bagian dari Taraxacum, sebuah genus besar dalam keluarga Asteraceae. Nama Randa Tapak sendiri biasa digunakan untuk merujuk kepada sebuah tumbuhan yang memiliki "bunga" yang memiliki "bunga-bunga" kecil yang terbang ditiup angin. Asal asli dari tumbuhan ini adalah Eropa dan Asia, namun sudah menyebar ke segala tempat. Yang disebut sebagai bunga dari tumbuhan ini menjadi semacam jam hayati yang secara teratur melepaskan banyak bijinya. Biji-biji ini sesungguhnya adalah buahnya”.

Pasca itu, virus dandelion semakin meraja lela. Termasuk, menyerang akun jejaring sosial facebook pribadi ane. Tak ayal, status yang mengudara pun tentangnya. Kurang lebih, ada tiga status yang masih terpampang di kronologi dinding facebook. Bukan tulisan, hanya syair-syair fiktif, penggambaran seseorang yang sifatnya mirip dengan Bunga Dandelion.

Oh ya, hampir kelupaan, ada juga status tentang meminta pendapat temen-temen Fb tentang Bunga Dandelion. Dua kali status itu saya udarakan. Alhamdulillah, udah menginspirasi komen-komennya. Alhasil, jadi kian mengaguminya. Meskipun hanya opini, tetap saja, memang sepertinya begitulah Dandelion. Bunga yang rapuh, namun memiliki kekuatan dan ketegaran.

Nah, filosofi dari Bunga Dandelion itulah yang membuat aku kagum, jatuh hati padanya. Maybe, karena sedikit mirip dengan sifatku,hehehe.. Di balik kerapuhan yang dimilikinya, ada sesuatu yang dahsyat dalam dirinya. Ketegaran, yang mungkin tidak dimiliki oleh bunga-bunga yang lainnya, dimiliki oleh bunga ini. Semakin suka deh…

 “Meskipun kita punya banyak kekurangan, yang membuat kita rapuh, tentu kita tidak bisa menyalahkannya. Jangan salahkan, inilah yang terbaik bagi kita, menurut-Nya. Meski, kita merasa ini bukan yang terbaik. Namun, tegar, kuat, dan semangatlah. Karena, dibalik kekurangan dan kerapuhan yang kita miliki, Allah memberi kekuatan super dalam diri kita. Engkau cukup yakinkan diri saja, insya Allah, kekuatan itu akan muncul saat memang engkau benar-benar membutuhkannya. Aamiin…”

Nah…
Itu dia tentang Bunga Dandelion. Belajarlah darinya, tentang makna ketegaran dibalik segala kekurangan yang dimiliki.

Tapi…
Ini sebatas opini yang ane berikan. Ente mau setuju boleh, enggak pun gak masalah. Ane yakin ente punya opini masing-masing tentang filosofi Bunga Dandelion. Boleh, opini ente tulis jadi tulisan pribadi seperti yang ane lakukan. Atau, biar ane tau, ente komen aja di tulisan ane ini tentang filosofi Bunga Dandelion. Itu lebih baik. Biar ane punya banyak rujukan. Tentunya, yang bikin ane makin kagum padanya.

Oh ya…
Agar makin lengkap, ini ane sajikan opini temen-temen ane tentang filosofi Bunga Dandelion. Plus, syair-syair ane sebagai wujud kekaguman ane padanya, yang ane tuangkan dalam bentuk syair. Boleh dikatakan puisi, boleh corat-coret juga. Entahlah, biar ente aja yang menilai itu disebut sebagai apa, coretan ane ini.

Filosofi Bunga Dandelion versi temen-temen ane…

*Ezra: like a snow
*Arum: bisa buat terbang, klo aku tinkerbell………
*Hermin: inspiring flower… terlihat rapuh, bahkan sepihannya mudah diterbangkan oleh angin… tetapi dia siap untuk menciptakan kehidupan di tempat yang baru... nice J
*Aeny: mimpiii…
*Kang Dziky: dandelion, seperti wallpaper hp… bila disentuh dan ditiup akan terus terbang memberi inovasi hp yang smart dan kreatif, hehe…
*The Pita: satu kata untuk dandelion, ketulusan
*Mas Shafa: lembut
*Mba Erlin: sederhana, indah, dan tegar… J
*Mas Taufiq:  Cukup indah dilihat namun jangan di pegang, kenapa ? Karena godaan memegangnya itu gede bangeets habis itu ditiup nah kalo bisa menolak memegang dan meniupnya itu salah satu keberhasilan dalam menahan hawa nafsu ^_^
*Ummu: aq gak ngerti hehehee
* Kak Mutia: Waah, sy kurang mengerti berfilosofis pak. Yg sy tau dandelion adalah bunga yg kalau ditiup terus bunganya terbang2. dan biasanya sering dipake untuk video klip dangdut mellow, atw iklan sabun kecantikan atau coklat. hehehe, asbun ni jawabnya.. Maaf
*Mas Ono: soft…
*Mardliyah: sederhana, tapi tetap terlihat cantik & lembut J
*Bu Ana: lembut dan bersahaja
*Akh Akur: bunga yang dalam film Ice Age 1?
*Khanif: kalem
*Sije: bisa hidup dimanapun
*Akh Anatoli: kesetiaan dalam cinta


Nah lho…
Inspiring kan?hehehe, semoga menginspirasi ya... Aamiin..


Ah…
Udahan dulu yukk. Bersambung aja ya. Biar gak ngebosenin. Edisi berikutnya, baru ane keluarin syair-syair GeJe (Gere Jelas) yang udah ane buat. Tentunya, tentang si cantik Dandelion dong. Tapi inget, cantik bunga ya… Remember that… J


Okey lah… see u guy’skeep writing…!!! ^_^

7 komentar:

  1. akhirnya jadi juga yaa setelah melakukan "riset" di eFBe hehe...
    dandelion kemanakah dirimu....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe,, Kang Topik.. Iya kang, akhirnya jadi tulisan juga...Tapi entahlah, corat-coret saja...

      Dandelion... kemanakah dirimu?

      Hapus
  2. Aku baru beberapa kali lihat bunga ini. Salah satunya waktu di Lembang, Bandung. Dan ngomongin dandelion, bikin inget pas liburan itu deh. Hehhe..

    Bunga yang rapuh, tapi tidak merapuhkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe..di asrama saya banyak tumbuh teh.. :)

      Dandelion, si rapuh yang tak merapuhkan...

      Hapus
  3. Akhirnya, terbitlah tulisan ini.
    Jadi, menurutku dandelion itu sebuah ketulusan.
    Rela mengorbankan dirinya.. terombang-ambing angin.. demi sebuah kebahagiaan 'anak-anaknya'

    nice one, mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. nice opinion teh.. :)

      demi kebahagiaan 'anak-anaknya', ia rela berkorban...

      Hapus